Pariaman (ANTARA News) - Lima hektare tanaman mangrove jenis Rhizophora di Kecamatan Pariaman Utara, Kota Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), mati kekeringan akibat salinitas atau tingkat keasinan yang terjadi secara mendadak usai rob.

Wakil Wali Kota setempat, Genius Umar di Pariaman, Senin, mengatakan tanaman bakau tersebut ditanam oleh pemerintah setempat bersama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sumbar pada 2008. Jumlah tanaman bakau yang ditanam kurang lebih 10.000 batang.

"Awalnya mangrove tersebut mati akibat terjadinya banjir rob atau naiknya permukaan air laut beberapa waktu lalu, perubahan secara mendadak menyebabkannya perlahan-lahan mati kekeringan," tambah dia.

Ia mengemukakan air laut tersebut awalnya masuk ke dalam kawasan hutan mangrove, namun akibat banjir rob yang terjadi pintu saluran air tertutup sehingga menggenangi kawasan tersebut.

Genangan air tersebut, sebut dia diperkirakan terjadi selama seminggu. Perubahan secara mendadak dan jenis mangrove sangat mempengaruhi habitat kelangsungannya.

Menyikapi persoalan tersebut pemerintah setempat akan memperbaiki pintu saluran air masuk dan keluar sehingga ke depan tidak terulang kembali.

Sementara itu Kepala Bidang Pesisir dan Pulau Pulau Kecil Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) setempat, Zainal mengatakan mangrove tersebut merupakan jenis Rhizophora, habitatnya berada di air payau bisa hidup di rawa dan pasir.

"Namun akibat perubahan tingkat salinitas secara mendadak dan dalam kurun waktu yang cukup lama menyebabkannya mati kekeringan," jelasnya.

Ia mengemukakan kematian puluhan ribu batang mangrove tersebut merupakan pertama kali terjadi di kota itu akibat perubahan cuaca dan iklim.

"Rencananya ada upaya peremajaan kembali sehingga habitat mangrove bisa dilanjutkan dan berbagai populasi yang ada di kawasan tersebut bisa terselamatkan," ujarnya.