Medan (ANTARA News) - Pengurus Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Jalan Dr Mansyur Medan berencana akan memasang kamera pemantau berupa CCTV, untuk mengetahui situasi keamanan bagijemaat yang melaksanakan ibadah.

"Kita tidak ingin lagi terjadi peristiwa di gereja tersebut, karena hal ini membuat para jemaat merasa ketakutan," kata Ketua Dewan Pastoral Gereja Katolik Stasi Santo Yosef Medan, Benar Ginting kepada wartawan, Senin.

Memang selama ini, menurut dia, Gereja Katolik tersebut, tidak memiliki alat kamera pemantau CCTV, sehingga tidak mengetahui keadaan jemaat yang sedang melaksanakan ibadah pada Hari Minggu.

"Mudah-mudahan, dengan adanya kamera CCTV yang baru dipasang itu, para jemaat dapat dipantau dan juga diawasi," ujar Ginting.

Ia mengatakan, jumlah kamera CCTV yang akan dipasang di lokasi gereja itu, ada sebanyak empat unit.

"Alat kamera pemantau itu, diharapkan dapat bekerja mengawasi para jemaat gereja tersebut," katanya.

Ginting menyebutkan, setelah petugas kepolisian pada hari ini (Senin, 29/8) selesai melaksanakan olah tempat kejadian perkara (TKP) di Gereja Katolik itu, maka para jemaat dapat melaksanakan ibadah seperti biasanya.

Para jemaat diharapkan sudah bisa melaksanakan ibadah pada Minggu depan (4/9)dan tidak perlu takut.

"Seluruh areal di Gereja Katolik tersebut, dalam keadaan aman dan sudah diseterilkan oleh petugas kepolisian, serta tidak ada masalah lagi," katanya.

Sebelumnya, seorang pemuda menyerang pastor di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep di Jalan Dr Mansyur Medan dengan sebuah pisau sambil membawa tas yang diduga berisi bom, Minggu (28/8).

Pihak kepolisian mencatat hasil pemeriksaan akan adanya niat untuk membunuh seorang rohaniawan dalam serangan di Gereja Katolik tersebut.

Usai berdialog dengan sejumlah saksi, Direktur Reskrim Umum Polda Sumut Kombes Pol Nur Falah mengatakan, pelaku berinisial IAH (18) masuk dan berpura-pura mengikuti misa di gereja tersebut.

Ketika pastor Albert S Pandiangan akan memberikan kotbah, pelaku mengejarnya hingga ke altar gereja.

Pelaku berupaya melukai pastor tersebut dengan pisau yang dibawanya, tetapi hanya mengenai bagian tangan.

Pelaku juga membawa sebuah tas yang berisi benda yang diduga bom, tetapi tidak meledak. Tas tersebut hanya mengeluarkan api dan asap.