Jakarta (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin ditutup turun sebesar 68,06 poin di tengah sinyal bank sentral Amerika Serikat (The Fed) akan menaikkan suku bunga acuannya.

IHSG BEI ditutup melemah 68,06 poin atau 1,25 persen menjadi 5.370,76, sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 13,60 poin (1,45 persen) menjadi 923,98.

"Di awal pekan, indeks BEI melemah mengikuti bursa saham regional di tengah sentimen pidato Ketua The Fed Janet Yellen yang mensinyalkan kenaikan suku bunga pada tahun ini meski belum menentukan waktunya," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Senin.

Di sisi lain, lanjut dia, aksi jual investor asing di pasar saham domestik juga turut membebani laju IHSG. Berdasarkan data BEI, pelaku pasar saham asing kembali membukukan jual bersih atau "foreign net sell" sebesar Rp151,397 miliar pada awal pekan (Senin, 29/8) ini.

Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menambahkan bahwa aksi lepas saham oleh investor asing sebenarnya tidak terlalu besar, namun kondisi itu mempengaruhi psikologis investor domestik.

"IHSG memasuki fase konsolidasi. Secara teknikal, IHSG masih di atas level support 5.351 poin," katanya.

Trasaksi di BEI tercatat mencapai frekuensi 253.443 kali transaksi dengan total jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 6,91 miliar lembar senilai Rp5,95 triliun. Sebanyak 87 saham naik, 241 saham turun, dan 72 saham tidak bergerak atau stagnan.

Di pasar regional, indeks Hang Seng bursa Hong Kong melemah 88,20 poin (0,38 persen) ke level 22.821,34, indeks Nikkei 225 bursa Tokyo naik 376,78 poin (2,30 persen) ke level 16.737,49, dan indeks Straits Times bursa Singapura melemah 24,50 poin (0,86 persen) posisi 2.833,15.