Livi Zheng menginap di Madura siapkan film
29 Agustus 2016 00:01 WIB
Sutradara muda Indonesia Livi Zheng berkunjung ke kantor redaksi Antara, Senin (8/8/2016). Film pertamanya "Brush with Danger" terpilih masuk seleksi Oscar. (ANTARA News/ Monalisa)
Surabaya (ANTARA News) - Sutradara muda asal Indonesia yang namanya berkibar di Hollywood, Livi Zheng, menginap di Madura demi mempersiapkan proyek film terbarunya yang rencananya dirilis 2019.
"Filmnya masih lama, tapi saya dan kru harus benar-benar mempersiapkan serius agar tidak setengah-setengah saat pengerjaan nanti," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Minggu malam.
Bersama aktor laga Yayan Ruhian, sutradara film Hollywood berjudul "Brush With Danger" tersebut juga mengamati kebudayaan masyarakat Madura, khususnya karapan sapi.
"Film itu nantinya mengangkat kebudayaan Madura, khususnya karapan sapi. Syuting juga akan dilakukan di beberapa daerah di Indonesia, terutama Jatim," ucap sutradara berusia 27 tahun tersebut.
Saat berada di Madura, tepatnya di Kabupaten Sumenep, ia mengaku tertarik dan membuat beberapa skenarionya berubah karena menemukan sejumlah fakta menarik baru.
Pada film keempatnya itu, kata dia, juga akan diselingi laga-laga yang ditata langsung oleh Yayan Ruhian dengan menampilkan pencak silat khas Indonesia serta bela diri masyarakat Madura.
"Tradisi seperti ini haruslah diabadikan dan salah satu caranya adalah dengan membuat film bertema karapan sapi," ujarnya saat berbincang melalui pesan elektronik dari Surabaya, Senin.
Penyandang gelar Master of Fine Arts - Cinematic Arts, Film and Television Production University of Southern California (USC) tersebut mengaku sengaja membuat film karapan sapi karena tertarik melestarikan budaya Tanah Air yang tidak dimiliki bangsa lain.
"Impian saya membuat film Indonesia dan menunjukkannya ke kancah internasional. Doakan semoga film itu mendapat penilaian positif dari banyak pihak," kata sutradara perempuan Asia pertama yang berhasil menembus Hollywood tersebut.
Di sisi lain, pada waktu dekat ini, film keduanya berjudul "Insight" akan tampil di sejumlah bioskop di dunia, termasuk Tanah Air.
"Insight" berkisah tentang dua orang pemuda kakak beradik petarung yang sejak kecil memiliki talenta dan intuisi tajam untuk melihat masa depan dan hal-hal yang tidak kasat mata, memilih menjalani dua kehidupan berbeda.
Setelah tidak bertemu selama beberapa tahun, tiba-tiba Jian (salah seorang saudara) mendapat berita yang sangat mengejutkan, bahwa Bao (saudara kandung yang lain) ditemukan tewas di Los Angeles. Jian tidak tinggal diam dan terbang ke Amerika untuk menyelidiki penyebab tewasnya Bao.
Penyelidikan dimulai dengan melibatkan seorang detektif wanita, Abby (Madeleine Zima). Sang detektif tidak mempercayai kemampuan luar biasa yang dimiliki Jian pada awalnya. Tetapi, sedikit demi sedikit Abby mulai percaya akan kemampuan intuisi Jian setelah terbukti dalam mengungkapkan kejahatan.
Mereka kemudian bersama-sama mencari keadilan dengan mempertaruhkan nyawanya dalam menghadapi sindikat mafia.
"Filmnya masih lama, tapi saya dan kru harus benar-benar mempersiapkan serius agar tidak setengah-setengah saat pengerjaan nanti," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Minggu malam.
Bersama aktor laga Yayan Ruhian, sutradara film Hollywood berjudul "Brush With Danger" tersebut juga mengamati kebudayaan masyarakat Madura, khususnya karapan sapi.
"Film itu nantinya mengangkat kebudayaan Madura, khususnya karapan sapi. Syuting juga akan dilakukan di beberapa daerah di Indonesia, terutama Jatim," ucap sutradara berusia 27 tahun tersebut.
Saat berada di Madura, tepatnya di Kabupaten Sumenep, ia mengaku tertarik dan membuat beberapa skenarionya berubah karena menemukan sejumlah fakta menarik baru.
Pada film keempatnya itu, kata dia, juga akan diselingi laga-laga yang ditata langsung oleh Yayan Ruhian dengan menampilkan pencak silat khas Indonesia serta bela diri masyarakat Madura.
"Tradisi seperti ini haruslah diabadikan dan salah satu caranya adalah dengan membuat film bertema karapan sapi," ujarnya saat berbincang melalui pesan elektronik dari Surabaya, Senin.
Penyandang gelar Master of Fine Arts - Cinematic Arts, Film and Television Production University of Southern California (USC) tersebut mengaku sengaja membuat film karapan sapi karena tertarik melestarikan budaya Tanah Air yang tidak dimiliki bangsa lain.
"Impian saya membuat film Indonesia dan menunjukkannya ke kancah internasional. Doakan semoga film itu mendapat penilaian positif dari banyak pihak," kata sutradara perempuan Asia pertama yang berhasil menembus Hollywood tersebut.
Di sisi lain, pada waktu dekat ini, film keduanya berjudul "Insight" akan tampil di sejumlah bioskop di dunia, termasuk Tanah Air.
"Insight" berkisah tentang dua orang pemuda kakak beradik petarung yang sejak kecil memiliki talenta dan intuisi tajam untuk melihat masa depan dan hal-hal yang tidak kasat mata, memilih menjalani dua kehidupan berbeda.
Setelah tidak bertemu selama beberapa tahun, tiba-tiba Jian (salah seorang saudara) mendapat berita yang sangat mengejutkan, bahwa Bao (saudara kandung yang lain) ditemukan tewas di Los Angeles. Jian tidak tinggal diam dan terbang ke Amerika untuk menyelidiki penyebab tewasnya Bao.
Penyelidikan dimulai dengan melibatkan seorang detektif wanita, Abby (Madeleine Zima). Sang detektif tidak mempercayai kemampuan luar biasa yang dimiliki Jian pada awalnya. Tetapi, sedikit demi sedikit Abby mulai percaya akan kemampuan intuisi Jian setelah terbukti dalam mengungkapkan kejahatan.
Mereka kemudian bersama-sama mencari keadilan dengan mempertaruhkan nyawanya dalam menghadapi sindikat mafia.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: