BNPB tambah lagi helikopter pemadam kebakaran hutan di Riau
27 Agustus 2016 20:11 WIB
Pemadaman Kebakaran Hutan Dan Lahan Riau. Helikopter BNPB jenis MI-8 melakukan pemadaman dari udara di atas lahan yang terbakar di Pekanbaru, Riau, Rabu (10/8/2016). Jauhnya sumber air dan kencangnya angin membuat petugas kewalahan memadamkan api yang membakar lahan tersebut. (ANTARA/Rony Muharrman)
Jakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menambah helikopter "water bombing" atau pemadam kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau menjadi empat helikopter.
"Pemerintah akan terus all out mengerahkan sumber daya nasional untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan. Total sudah 18 helikopter dan pesawat BNPB yang dikerahkan untuk mendukung satgas udara di enam provinsi, yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan," kata Kepala BNPB Willem Rampangilei dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu.
BNPB mengerahkan empat helikopter "water bombing", dua pesawat Air Tractor "water bombing", dan satu pesawat Casa hujan buatan.
Selain itu, sekitar 7.200 personel tim satgas gabungan dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, Pemadam Kebakaran, sukarelawan, dan karyawan perusahaan melakukan pemadaman di Riau.
Total luas lahan terbakar di Riau sejak Januari hingga 27 Agustus sekitar 3.218 hektare.
Sementara itu, kualitas udara di wilayah Provinsi Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Jambi, dan Aceh dalam kondisinya baik hingga sedang. Namun, Kabupaten Bengkalis, Riau berada pada kategori sedang hingga sangat tidak sehat pada hari Sabtu pukul 07.00 WIB.
Pengukuran kualitas udara di Duri Field, Kabupaten Bengkalis menunjukkan indeks standar pencemaran udara (ISPU) 287 psi yang masuk kategori sangat tidak sehat yang memiliki rentang batas ISPU 200 s.d. 299 psi.
Willem mengatakan bahwa pemerintah akan tetap siaga dalam menangani kebakaran hutan dan lahan yang mulai menyebar walaupun masih ada potensi hujan.
"Meskipun sebagian wilayah di Sumatera dan Kalimantan akan turun hujan, kita tidak boleh lengah. September adalah puncak musim kemarau sehingga pencegahan harus lebih ditingkatkan," ujar Willem.
"Pemerintah akan terus all out mengerahkan sumber daya nasional untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan. Total sudah 18 helikopter dan pesawat BNPB yang dikerahkan untuk mendukung satgas udara di enam provinsi, yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan," kata Kepala BNPB Willem Rampangilei dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu.
BNPB mengerahkan empat helikopter "water bombing", dua pesawat Air Tractor "water bombing", dan satu pesawat Casa hujan buatan.
Selain itu, sekitar 7.200 personel tim satgas gabungan dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, Pemadam Kebakaran, sukarelawan, dan karyawan perusahaan melakukan pemadaman di Riau.
Total luas lahan terbakar di Riau sejak Januari hingga 27 Agustus sekitar 3.218 hektare.
Sementara itu, kualitas udara di wilayah Provinsi Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Jambi, dan Aceh dalam kondisinya baik hingga sedang. Namun, Kabupaten Bengkalis, Riau berada pada kategori sedang hingga sangat tidak sehat pada hari Sabtu pukul 07.00 WIB.
Pengukuran kualitas udara di Duri Field, Kabupaten Bengkalis menunjukkan indeks standar pencemaran udara (ISPU) 287 psi yang masuk kategori sangat tidak sehat yang memiliki rentang batas ISPU 200 s.d. 299 psi.
Willem mengatakan bahwa pemerintah akan tetap siaga dalam menangani kebakaran hutan dan lahan yang mulai menyebar walaupun masih ada potensi hujan.
"Meskipun sebagian wilayah di Sumatera dan Kalimantan akan turun hujan, kita tidak boleh lengah. September adalah puncak musim kemarau sehingga pencegahan harus lebih ditingkatkan," ujar Willem.
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Tags: