Anggota DPR khawatirkan ketimpangan kesehatan di daerah
26 Agustus 2016 09:40 WIB
Anggota Komisi IX DPR RI, Okky Asokawati tengah berbincang dengan pasien yang ikut pengobatan massal di RW 08 Kelurahan Kramat, Kecamatan Senen, Jakarta, Senin (Istimewa)
Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi IX DPR RI Okky Asokawati menginginkan Kementerian Kesehatan dapat membuat peta jalan dalam memperkecil ketimpangan aspek kesehatan yang diterima warga di berbagai daerah.
"Ketimpangan ini disebabkan mereka lahir di daerah terpencil, keluarga miskin dan orang tua tunggal," kata Okky dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, akibat dari ketimpangan kesehatan tersebut maka sekitar 37 persen anak balita mengalami stunting (pertumbuhan terhambat) dan ini mengakibatkan kemampuan otak yang tidak bagus.
Politisi Partai Persatuan Pembangunan itu mengingatkan bahwa di Indonesia telah digaungkan pada tahun 2030 akan mendapatkan bonus demografi karena tingginya proporsi jumlah warga usia produktif.
Namun, lanjutnya, bila saat ini sekitar sepertiga balita mengalami stunting, maka dicemaskan bonus demografi yang telah digembar-gemborkan selama ini tidak bisa dimanfaatkan dengan optimal.
Untuk itu, ujar dia, Kementerian Kesehatan juga perlu membuat peta jalan agar bagaimana bangsa ini memiliki fondasi pembangunan yang kuat yaitu kualitas SDM yang bagus dan sehat.
Okky juga menginginkan agar lansia yang ada di luar daerah-daerah terpencil juga mendapat kualitas dan akses kesehatan yang bagus seperti yang ada di kota-kota besar.
"Kalau tidak diingatkan kepada Kemenkes dan menteri lainnya saya khawatir sistem kerja mereka nanti hanya seperti pemadam kebakaran hanya kuratif saja tanpa membangun upaya-upaya yang sifatnya promotif dan prefentif," katanya.
Dia mengungkapkan, berdasarkan laporan yang dia terima, sekitar 40 persen masyarakat di Kalimantan Barat, Sumatera Barat dan Maluku perlu waktu 1 jam untuk mencapai rumah sakit.
"Ketimpangan ini disebabkan mereka lahir di daerah terpencil, keluarga miskin dan orang tua tunggal," kata Okky dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, akibat dari ketimpangan kesehatan tersebut maka sekitar 37 persen anak balita mengalami stunting (pertumbuhan terhambat) dan ini mengakibatkan kemampuan otak yang tidak bagus.
Politisi Partai Persatuan Pembangunan itu mengingatkan bahwa di Indonesia telah digaungkan pada tahun 2030 akan mendapatkan bonus demografi karena tingginya proporsi jumlah warga usia produktif.
Namun, lanjutnya, bila saat ini sekitar sepertiga balita mengalami stunting, maka dicemaskan bonus demografi yang telah digembar-gemborkan selama ini tidak bisa dimanfaatkan dengan optimal.
Untuk itu, ujar dia, Kementerian Kesehatan juga perlu membuat peta jalan agar bagaimana bangsa ini memiliki fondasi pembangunan yang kuat yaitu kualitas SDM yang bagus dan sehat.
Okky juga menginginkan agar lansia yang ada di luar daerah-daerah terpencil juga mendapat kualitas dan akses kesehatan yang bagus seperti yang ada di kota-kota besar.
"Kalau tidak diingatkan kepada Kemenkes dan menteri lainnya saya khawatir sistem kerja mereka nanti hanya seperti pemadam kebakaran hanya kuratif saja tanpa membangun upaya-upaya yang sifatnya promotif dan prefentif," katanya.
Dia mengungkapkan, berdasarkan laporan yang dia terima, sekitar 40 persen masyarakat di Kalimantan Barat, Sumatera Barat dan Maluku perlu waktu 1 jam untuk mencapai rumah sakit.
Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016
Tags: