London (ANTARA News) - Wali kota London Sadiq Khan mengkritik pelarangan baju renang Islam burkini di Prancis ketika dia berkunjung ke Paris pada Kamis (25/08) untuk melakukan pembicaraan dengan wali kota Paris.
Khan, wali kota Muslim pertama ibu kota negara Barat, berbicara setelah 30 kota Prancis melarang pemakaian burkini, yang memicu perdebatan sengit tentang hak-hak perempuan dan paham sekularisme (paham bahwa agama tidak dapat dimasukkan ke dalam politik, negara, atau institusi publik).
"Saya tidak berpikir siapa pun harus memberitahu wanita tentang apa yang mereka bisa dan tidak bisa dipakai. Hentikan sepenuhnya. Sesederhana itu," katanya kepada surat kabar London Evening Standard.
"Saya tidak berpikir itu benar. Saya tidak mengatakan bahwa kami sempurna, tapi salah satu kegembiraan dari London adalah bahwa kami tidak hanya mentolerir perbedaan, kami menghormatinya, kami menerimanya, dan kami merayakannya."
Pengadilan tertinggi pemerintahan di Paris pada Kamis mempertimbangkan melakukan banding secara hukum terhadap larangan di salah satu kota, Villeneuve-Loubet, dekat Nice di Prancis selatan.
Khan akan mengadakan pembicaraan dengan Wali kota Paris Anne Hidalgo meliputi dampak dari Inggris meninggalkan Uni Eropa pada Juni dan juga perdagangan serta keamanan.
"Saya kemari untuk memperjelas bahwa London terbuka -- terbuka bagi dunia, terbuka untuk perdagangan, terbuka untu usaha-usaha dan kerja sama, terbuka untuk ide-ide baru, bakat dan orang-orang baru," kata Khan sebelum kunjungan.
Prancis didera beberapa serangan besar beberapa bulan belakangan, termasuk di Nice bulan lalu saat 86 orang tewas setelah sebuah truk dikemudikan ke arah kerumunan orang saat perayaan pada hari kemerdekaan.
ISIS mengklaim serangan dilakukan oleh salah seorang "pejuang"-nya.
Penyidik tak menemukan bukti kesetiaan pengemudi Mohamed Lahouaiej Bouhlel terhadap ISIS namun dia mengatakan kagum terhadap jihad dan sudah merencanakan serangan selama berbulan-bulan.
Wali Kota London kritik pelarangan burkini
26 Agustus 2016 08:10 WIB
Bikini yang menutup seluruh tubuh dan kepala yang disebut burkini. (Reuters)
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016
Tags: