Jakarta (ANTARA News) - Otoritas Jasa Keuangan bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri mempertemukan pemangku kepentingan industri digital, seperti perusahaan "startup", perbankan, regulator, dan pemodal, dalam festival teknologi finansial (fintech) untuk saling bertukar pikiran.

"Festival fintech ini merupakan kegiatan OJK dan Kadin menanggapi tuntutan masyarakat di Indonesia. Teknologi informasi berkembang pesat, keterpaduan teknologi informasi dan telekomunikasi membuat keduanya menjadi hybrid," kata Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non-Bank (IKBN) II OJK, Dumoly Pardede, dalam konferensi pers "Indonesia Fintech Festival and Conference 2016" di Gedung OJK, Jakarta, Kamis.

Acara "Indonesia Fintech Festival and Conference 2016" akan digelar 29 dan 30 Agustus 2016 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Tangerang, Banten, yang direncanakan dihadiri oleh pejabat negara seperti Presiden Joko Widodo dan Ratu Maxima dari Belanda.

Dumoly berharap festival tersebut dapat memunculkan deklarasi komitmen sebagai awal pengembangan fintech di Indonesia.

Dia mengatakan festival fintech tersebut juga diharapkan mampu membantu perumusan dari pengaturan dan pengawasan industri digital melalui regulasi.

Nantinya, peraturan tersebut diproyeksikan berupa regulasi tata cara panduan bagi fintech yang merupakan pelaku di sektor keuangan dan regulasi standar bagi fintech pemberi layanan pendukung aktivitas keuangan.

"Kami melihat perlu ada panduan yang sederhana untuk pelaku fintech, tidak mengikat dan mengekang, namun sekaligus tidak longgar," kata dia.

Sementara itu, Kepala Badan Inovasi Teknologi Startup Kadin, Patrick Walujo, menyadari bahwa fintech sebagai industri baru suatu saat akan mengalami pertentangan dengan pelaku industri lama.

"Maka perlu dijembatani. Kadin dan OJK proaktif dalam menjembatani hal tersebut salah satunya melalui konferensi," kata dia.

Patrick menyebut "Indonesia Fintech Festival and Conference 2016" akan membahas bagaimana memanfaatkan fintech dalam memberikan layanan keuangan bagi mereka yang selama ini belum mempunyai akses jasa keuangan.

Dia menjelaskan industri berbasis teknologi Indonesia, seperti Tokopedia, Traveloka, dan GO-JEK, mempunyai potensi tinggi di kancah global.

"Diharapkan nanti regulator, pemodal, dan pelaku industri digital bisa berkomunikasi satu sama lain untuk mengembangkan fintech di Indonesia," ucap Patrick.

Acara "Indonesia Fintech Festival and Conference 2016" diperkirakan akan diikuti 72 perusahaan yang ambil bagian membuka "booth" untuk memamerkan produk mereka. OJK dan Kadin berencana akan melakukan festival ini secara rutin tahunan dan diharapkan pesertanya dapat bertambah dalam pelaksanaan-pelaksanaan berikutnya.