Jakarta (ANTARA News) - Sebagian besar bank yang belum memenuhi porsi kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebesar 10 persen pada 2016 adalah cabang-cabang bank asing di INdonesia.
Kepala Departemen Pengembangan UMKM Bank Indonesia (BI) Yunita Resmi Sari di Jakarta, Kamis, mengatakan meskipun ada kemudahan seperti "linkage" dan juga kredit eksportir nonmigas yang termasuk UMKM, cabang bank asing masih kesulitan untuk menyalurkan kredit UMKM sesuai rencana BI.
"Kita menyadari juga KCBA networking (jaringan) terbatas, kemudian kapasitas mereka yang bukan begitu buat UMKM," ujarnya saat diskusi megenai perhelatan "Karya Kreatif Indonesia-Pameran Kerajinan UMKM Binaan BI" yang akan diselenggarakan Jumat (26/8).
BI sejak 2015 meminta perbankan untuk mencicil porsi penyaluran kredit UMKM setiap tahun bertambah lima persen hingga 20 persen pada 2018.
Yunita mengatakan pihaknya sedang menyiapkan kebijakan penyesuaian perhitungan pemenuhan kredit UMKM bagi KCBA yang ditargetkan dapat selesai tahun ini.
Hingga Agustus 2016, jumlah bank dari 119 bank yang sudah memenuhi prosi kredit UMKM terus bertambah. Saat ini jumlah bank yang memenuhi porsi kredit UMKM sebesar 10 persen mencapai 100 bank.
"Sudah lebih dari 100, tapi jumlahnya lupa," ujar dia.
Padahal pasar kredit UMKM masih sangat luas, karena baru 22 persen dari total 57,8 juta UMKM di Indonesia yang memiliki akses kredit ke perbankan.
Alhasil pangsa kredit UMKM dari kredit perbankan hanya 19,7 persen dengan realisasi Rp827,3 triliun hingga triwulan II 2016. Sementara pertumbuhan kredit UMKM pada triwulan II 2016 sebesar 8,3 persen (YOY).
BI: bank asing belum penuhi porsi kredit UMKM
25 Agustus 2016 18:30 WIB
Bank Indonesia (BI) (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016
Tags: