Negara Afrika Timur bekerja sama tangani limbah elektronik
25 Agustus 2016 10:03 WIB
Ilustrasi - Pekerja menyortir sisa-sisa barang elektronik di pabrik perusahaan daur ulang di Swiss Immark AG di kota Regensdorf, dekat Zurich (8/4/2013) (REUTERS/Arnd Wiegmann)
Nairobi (ANTARA News) - Negara anggota Masyarakat Afrika Timur (EAC) telah sepakat untuk bekerja sama untuk menangani masalah limbah elektronik yang meningkat.
Petugas senior pelaksana hukum di Lembaga Penanganan Lingkungan Hidup Nasional Kenya Immaculate Simiyu mengatakan dalam satu forum lingkungan hidup di Nairobi pada Rabu (24/8) bahwa negara anggota telah sepakat untuk mendirikan Komite Penanganan E-Waste Regional.
"Komite itu akan bekerja dengan mekanisme bersama dalam mendaur ulang dan menangani limbah elektronik di wilayah ini," kata Simiyu.
Komite tersebut dibentuk dengan tujuan memungkinkan negara Afrika Timur mengadopsi pendekatan regional guna menanggulangi ancaman yang meningkat dalam penanganan e-waste.
"Kerja sama itu akan memungkinkan negara anggota mengekspor limbah elektronik mereka ke negara tetangga untuk didaur ulang dan diperbaiki," kata Simiyu.
EAC terdiri atas Burundi, Kenya, Rwanda, Tanzani, Uganda dan Sudan Selatan.
Kenya saat ini sedang dalam proses untuk memberlakukan peraturan mengenai e-waste sementara negeri tersebut mengoperasikan panduan mengenai pembuang limbah elektronik.
"Rancangan peraturan saat ini berada di Parlemen untuk dibahas dan mesti disahkan segera," kata Simiyu, sebagaimana dikutip Xinhua.
Ia menambahkan peraturan yang diusulkan tersebut akan memberi izin kepada produsen dan pendaur ulang limbah elektronik.
(Uu.C003)
Petugas senior pelaksana hukum di Lembaga Penanganan Lingkungan Hidup Nasional Kenya Immaculate Simiyu mengatakan dalam satu forum lingkungan hidup di Nairobi pada Rabu (24/8) bahwa negara anggota telah sepakat untuk mendirikan Komite Penanganan E-Waste Regional.
"Komite itu akan bekerja dengan mekanisme bersama dalam mendaur ulang dan menangani limbah elektronik di wilayah ini," kata Simiyu.
Komite tersebut dibentuk dengan tujuan memungkinkan negara Afrika Timur mengadopsi pendekatan regional guna menanggulangi ancaman yang meningkat dalam penanganan e-waste.
"Kerja sama itu akan memungkinkan negara anggota mengekspor limbah elektronik mereka ke negara tetangga untuk didaur ulang dan diperbaiki," kata Simiyu.
EAC terdiri atas Burundi, Kenya, Rwanda, Tanzani, Uganda dan Sudan Selatan.
Kenya saat ini sedang dalam proses untuk memberlakukan peraturan mengenai e-waste sementara negeri tersebut mengoperasikan panduan mengenai pembuang limbah elektronik.
"Rancangan peraturan saat ini berada di Parlemen untuk dibahas dan mesti disahkan segera," kata Simiyu, sebagaimana dikutip Xinhua.
Ia menambahkan peraturan yang diusulkan tersebut akan memberi izin kepada produsen dan pendaur ulang limbah elektronik.
(Uu.C003)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016
Tags: