Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman yang juga merangkap sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Menteri ESDM Luhut Binsar Panjaitan menekankan pentingnya menjaga produksi migas dalam transisi Blok Mahakam yang kontraknya berakhir 2017.

Luhut yang ditemui di Kantor Kemenko Kemaritiman Jakarta, Selasa sore, mengaku pihaknya terus melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak agar proses alih kelola blok migas di Kalimantan Timur itu bisa berjalan lancar.

"Mahakam tadi sudah dirapatkan. Kami mau menuntaskan agar serah terima antara Total E&P Indonesie dan Pertamina bisa berjalan bagus," katanya.

Luhut menuturkan, hal yang paling penting dalam proses transisi adalah bagaimana menjaga agar produksi di lapangan gas yang tergolong tua itu tidak menurun tajam.

Upaya mempertahan produksi di Blok Mahakam sebelum resmi diambilalih Pertamina pada 2018 itu adalah dengan pengeboran di 19 sumur minyak mulai triwulan kedua 2017, atau saat transisi berlangsung.

"Yang paling penting itu adalah pengeboran puluhan sumur untuk tahun depan sehingga tahun depan penurunan produksi bisa ditahan. Jadi nanti penerimaan negara tidak berkurang pada tahun depan," katanya.

Meski tidak menyebut angka detil potensi penurunan produksi blok migas tersebut, Luhut meyakini pengeboran akan dapat menekan penurunan produksi yang signifikan.

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) menyiapkan 1,5 miliar dolar AS untuk berinvestasi di Blok Mahakam pada 2017.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan biaya investasi itu diperlukan untuk mempertahankan produksi migas dengan melakukan pengeboran dan perawatan di 19 sumur di blok migas Kalimantan Timur tersebut.

Ada pun biaya investasi itu nantinya akan jadi beban Pertamina jika tidak ada yang bergabung dalam grup pengelola Blok Mahakam.

"Itu perkiraan, nanti investasinya bisa dengan siapa saja yang nanti masuk grup (pengelola Blok Mahakam). Kalau yang lain tidak masuk, ya (investasinya dari) Pertamina saja," katanya.

Meski berupaya maksimal untuk menjaga agar tidak terjadi penurunan produksi yang signifikan, Dwi tidak menjelaskan secara detil target produksi Blok Mahakam saat masa transisi berlangsung nanti.

Yang pasti, menurut dia, jika Pertamina tidak melakukan upaya apa pun, bisa dipastikan akan ada penurunan produksi migas yang cukup tajam.

"Tapi kalau kita melakukan (upaya), kami akan bisa memperlambat penurunan (produksi)," katanya.