Warga pelosok keluhkan kualitas beras rastra buruk
22 Agustus 2016 14:32 WIB
Dokumentasi--Berat Raskin Menyusut. Seorang warga memperlihatkan timbangan Beras Miskin (Raskin) di Kelurahan Rappokalling, Kecamatan Tallo, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (9/7). Beras yang didistribusikan untuk warga miskin tersebut beratnya tidak sesuai atau menyusut hingga 5 kilogram untuk karung dengan berat 15 kilogram. (ANTARA FOTO/Ekho Ardiyanto)
Sampit, Kalteng (ANTARA News) - Sejumlah penerima beras sejahtera atau rastra di Desa Rantau Tampang Kecamatan Telaga Antang Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah mengeluhkan beras yang mereka terima berkualitas kurang bagus.
"Kami tidak mengatakan itu beras plastik. Warga kami hanya mengeluhkan berasnya kok tidak sebagus biasanya. Saat dimasak, sebagian ada yang lengket," kata Camat Telaga Antang, Sutimin dihubungi dari Sampit, Senin.
Sudah ada enam penerima rastra di desa yang bisa dicapai dengan waktu empat jam dari Sampit itu, mengeluhkan buruknya kualitas beras yang mereka terima. Warga bahkan ada yang mencoba memanaskan beras yang dibungkus karung berlogo Bulog itu, ternyata sebagian beras terlihat menggumpal dan meleleh.
Sutimin sudah melaporkan masalah itu kepada Badan Urusan Logistik (Bulog) di Sampit. Dia juga akan membawa sampel beras itu untuk diserahkan dan diperiksa pihak Bulog.
Kepala Perum Bulog Subdivisi Regional Sampit, Rusli Pisol mengaku sudah ada menerima laporan dari camat. Pihaknya akan memeriksa sampel beras yang akan diserahkan camat.
"Selama ini belum ada masalah seperti itu, makanya kami juga penasaran. Beras yang kami salurkan itu semua sama. Yang disalurkan ke kecamatan lain juga beras yang sama. Saat penyaluran tahap sebelumnya, berasnya juga itu juga," kata Rusli.
Rusli menyebutkan, penyaluran beras tahap triwulan tiga ke Telaga Antang dilakukan dua pekan lalu, namun baru sekarang ada komplain. Dengan rentang waktu yang cukup lama, bisa saja terjadi hal yang tidak diinginkan.
Bulog menyalurkan rastra hanya hingga ke titik distribusi yakni di kantor kecamatan. Selama dalam pengawasan Bulog, Rusli menjamin kualitas beras bagus karena selalu diperiksa.
"Kami tidak ingin berprasangka buruk, tapi dengan rentang waktu yang cukup lama itu, apapun bisa terjadi. Kalau beras dari gudang kami, kami jamin aman. Kita periksa ke Balai POM dan kita masak sama-sama pun kami siap," kata Rusli.
Menyikapi masalah ini, Bulog siap mengganti beras yang dianggap rusak itu. Namun jika ternyata ada kemungkinan beras dicampur oleh pihak lain, Rusli sepakat masalah ini harus diselidiki.
Terkait isu soal beras plastik, Rusli menegaskan Bulog tidak pernah mengenal ada istilah beras plastik. Seluruh rastra yang disalurkan kepada warga merupakan beras yang diserap dari petani dan sudah melalui pemeriksaan ketat.
"Kami tidak mengatakan itu beras plastik. Warga kami hanya mengeluhkan berasnya kok tidak sebagus biasanya. Saat dimasak, sebagian ada yang lengket," kata Camat Telaga Antang, Sutimin dihubungi dari Sampit, Senin.
Sudah ada enam penerima rastra di desa yang bisa dicapai dengan waktu empat jam dari Sampit itu, mengeluhkan buruknya kualitas beras yang mereka terima. Warga bahkan ada yang mencoba memanaskan beras yang dibungkus karung berlogo Bulog itu, ternyata sebagian beras terlihat menggumpal dan meleleh.
Sutimin sudah melaporkan masalah itu kepada Badan Urusan Logistik (Bulog) di Sampit. Dia juga akan membawa sampel beras itu untuk diserahkan dan diperiksa pihak Bulog.
Kepala Perum Bulog Subdivisi Regional Sampit, Rusli Pisol mengaku sudah ada menerima laporan dari camat. Pihaknya akan memeriksa sampel beras yang akan diserahkan camat.
"Selama ini belum ada masalah seperti itu, makanya kami juga penasaran. Beras yang kami salurkan itu semua sama. Yang disalurkan ke kecamatan lain juga beras yang sama. Saat penyaluran tahap sebelumnya, berasnya juga itu juga," kata Rusli.
Rusli menyebutkan, penyaluran beras tahap triwulan tiga ke Telaga Antang dilakukan dua pekan lalu, namun baru sekarang ada komplain. Dengan rentang waktu yang cukup lama, bisa saja terjadi hal yang tidak diinginkan.
Bulog menyalurkan rastra hanya hingga ke titik distribusi yakni di kantor kecamatan. Selama dalam pengawasan Bulog, Rusli menjamin kualitas beras bagus karena selalu diperiksa.
"Kami tidak ingin berprasangka buruk, tapi dengan rentang waktu yang cukup lama itu, apapun bisa terjadi. Kalau beras dari gudang kami, kami jamin aman. Kita periksa ke Balai POM dan kita masak sama-sama pun kami siap," kata Rusli.
Menyikapi masalah ini, Bulog siap mengganti beras yang dianggap rusak itu. Namun jika ternyata ada kemungkinan beras dicampur oleh pihak lain, Rusli sepakat masalah ini harus diselidiki.
Terkait isu soal beras plastik, Rusli menegaskan Bulog tidak pernah mengenal ada istilah beras plastik. Seluruh rastra yang disalurkan kepada warga merupakan beras yang diserap dari petani dan sudah melalui pemeriksaan ketat.
Pewarta: Norjani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: