Surabaya (ANTARA News) - Pendapatan PT Gudang Garam Tbk naik sebesar 11,2 persen atau setara dengan Rp37 triliun, dan lebih besar dibandingkan 2015 pada periode pertama yang hanya sebesar Rp33,2 triliun.

Direktur PT Gudang Garam, Istata Siddharta, dalam keterangan persnya, di Surabaya, Jumat, mengatakan, kenaikan pendapatan juga berimbas pada naiknya jumlah penghasilan komprehensif perusahaan.

Ia menyebut pada semester pertama 2016 penghasilan PT Gudang Garam meningkat 19,2 persen menjadi Rp2,9 triliun, dibanding dengan periode yang sama 2015 yang hanya Rp2,4 triliun.

"Untuk volume penjualan Sigaret Kretek Tangan (SKT) juga meningkat sebesar 1.9 persen menjadi 4.2 miliar batang," kata Siddharta, kepada wartawan.

Namun demikian, kenaikan pendapatan dan penghasilan tidak diimbangi volume penjualan Sigaret Kretek Mean full flavour yang turun sebesar 2,4 persen menjadi 28.9 miliar batang.

Sedangkan untuk volume penjualan kategori SKM rendah tar dan nikotin (SKM LTN) juga turun sebesar 1,6 persen menjadi 4,6 miliar batang.

Istata mengatakan turunnya penjualan SKM dikarenakan faktor cuaca yang tidak kondusif dalam beberapa bulan terakhir, dengan keseluruhan penurunan produk sekitar 2 persen dibanding tahun 2015.

"Meski turun dua persen, tapi kami optimistis dan realistis menunggu ada perubahan pada industri rokok," katanya.

Istata mengaku tidak memungkiri jika kondisi industri rokok mulai menurun, dan berdasarkan data pasar industri rokok mengalami penurunan 0.5 persen atau 142 miliar batang.

"Salah satu faktornya adalah kondisi cuaca yang tidak menentu. Tapi kami berharap jika cuaca tahun ini tidak seburuk tahun lalu. Dan untuk produksi tembakau masih mencukupi," katanya.

Sebab, kata dia, sekitar 90 persen tembakau PT Gudang Garam mengambil dari lokal, dan hanya 10 persennya tembakau impor.