"Saya setuju, nanti kita tempatkan Museum Pers itu di lokasi Gedung Museum Sumatera Utara,"ujarnya, di Medan, Kamis.
Dia mengatakan itu saat mengunjungi dan berdialog dengan tokoh pers Sumatera Utara, Muhammad TWH dalam rangkaian memperingati Kemerdekaan Indonesia.
Selain tokoh pers Sumatera Utara itu, dia juga mengunjungi mantan Gubernur Sumatera Utara, Rudof Pardede, dan mantan Wakil Gubernur Sumatera Utara, Pieter Sibaran, yang menjabat pada periode i994-1999.
Menurut Nuradi, apabila koleksi berupa buku, foto dan dokumentasi pers tidak ditempatkan secara baik, maka koleksi yang mengandung nilai sejarah itu terancam hilang.
"Jadi saya setuju ada Museum Pers dan untuk itu perlu memaksimalkan pengumpulan semua catatan atau barang yang terkait dengan sejarah perjuangan pers khususnya yang terkait dengan sejarah perjuangan bangsa khususnya di Sumut," katanya.
Dalam pertemuan itu, Muhammad TWH menunjukkan berbagai koleksi terkait pers.
Sementara saat bertemu dengan Pardede, Nuradi meminta arahan untuk bisa menjalankan tugasnya sebagai pemimpin di Sumatera Utara.
Pardede sendiri dengan air mata berlinang meminta Nuradi mengikuti gaya kepemimpinan "abang"-nya, almarhum H T Rizal Nurdin, yang memimpin Sumatera Utara periode 16 Juni 2003 dan meninggal 5 September 2005 akibat kecelakaan pesawat Mandala Airlines, di Medan.
Salah satu sikap kepemimpinan Nurdin yang diminta diikuti adalah sikap toleransi yang tidak membeda-bedakan suku, agama, atau ras dalam memimpin.
Adapun saat bertemu dengan Sibarani yang sudah berusia 78 tahun dan menderita penyakit parkinson dan tidak mampu berjalan lagi, Nuradi meminta agar Sibarani mendoakan Sumatera Utara bisa tetap kondusif dan berkembang maju ke depan.