Makna kebebasan bagi Ernest Prakasa
17 Agustus 2016 22:54 WIB
Stand Up Comedy-an, Ernest Prakasa menghibur penggemarnya saat tampil dalam konser kemanusian untuk Nepal di Kuta, Bali, Minggu (24/5/2015). Konser kemanusiaan untuk korban bencana gempa bumi Nepal tersebut menampilkan sejumlah band seperti SID, Nosstress, The Hydrant dan Stand Up Comedy-an, Ernest Prakasa. (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)
Jakarta (ANTARA News) - Pada hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-71, aktor dan standup komedian, Ernest Prakasa, memaknai kebebasan dari sisi lain. Dia melihat kebebasan berekspresi saat ini jauh berbeda dari dahulu.
"Sekarang kebebasan berekspresi sudah beda banget, justru itu kita merayakannya dengan cara yang bertanggung jawab," kata dia, dalam perayaan ulang tahun ke-7 Tokopedia, di Jakarta, Rabu.
Lebih dari itu, sebagai public figure, sutradara dan penulis skenario film "Ngenest" tersebut merasa memiliki tanggung jawab moral dalam mengekspresikan diri.
"Kalau dulu mau ngomong apa saja bebas, sekarang ada beban, ada tanggung jawab moral, ada anak kecil yang follow, ada anak remaja yang follow, jadi agak berat," ujar Ernest.
"Karena saat ini bukan hanya belanja yang bisa lewat online, tapi sosialisasi juga bisa lewat online jadi bisa di-retweet, di-repost, oleh orang yang kita enggak kenal," tambah dia.
"Sekarang kebebasan berekspresi sudah beda banget, justru itu kita merayakannya dengan cara yang bertanggung jawab," kata dia, dalam perayaan ulang tahun ke-7 Tokopedia, di Jakarta, Rabu.
Lebih dari itu, sebagai public figure, sutradara dan penulis skenario film "Ngenest" tersebut merasa memiliki tanggung jawab moral dalam mengekspresikan diri.
"Kalau dulu mau ngomong apa saja bebas, sekarang ada beban, ada tanggung jawab moral, ada anak kecil yang follow, ada anak remaja yang follow, jadi agak berat," ujar Ernest.
"Karena saat ini bukan hanya belanja yang bisa lewat online, tapi sosialisasi juga bisa lewat online jadi bisa di-retweet, di-repost, oleh orang yang kita enggak kenal," tambah dia.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Tags: