Presiden: 2016 tahun percepatan pembangunan nasional
16 Agustus 2016 12:22 WIB
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato dalam Sidang Tahunan MPR 2016 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/8/2016). Sidang tersebut beragendakan mendengar pidato Presiden Joko Widodo selaku Kepala Negara yang memuat laporan kinerja lembaga-lembaga negara. (ANTARA/Akbar Nugroho Gumay )
Jakarta (ANTARANews) - Presiden Joko Widodo menyatakan 2016 merupakan Tahun Percepatan Pembangunan Nasional, menyusul pembangunan infrastruktur di seluruh pelosok Tanah Air, khususnya di desa-desa, daerah-daerah pinggiran, dan wilayah perbatasan guna memperkuat konektivitas nasional.
"Berbekal pencapaian transformasi fundamental ekonomi tersebut, memasuki tahun kedua, pemerintah bertekad melakukan percepatan pembangunan. Kita harus melangkah menuju Indonesia maju," kata Presiden dalam Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI di Kompleks Senayan, Jakarta, Selasa.
Pada pidato kenegaraan dalam rangka hari ulang tahun ke-71 Republik Indonesia itu, Presiden mengatakan percepatan pembangunan tersebut mutlak diperlukan. Sudah 71 tahun merdeka, tetapi Indonesia belum mampu memutus rantai kemiskinan, pengangguran, ketimpangan dan kesenjangan sosial.
Setiap Presiden Indonesia, lanjut dia, telah bekerja keras, membanting tulang, berjuang mengatasi tiga tantangan tersebut pada masa masing-masing.
"Mulai dari Presiden Sukarno, Presiden Suharto, Presiden BJ Habibie, Presiden Abdurrahman Wahid, Presiden Megawati Sukarnoputri sampai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tantangan yang sama juga kami hadapi sekarang," tuturnya.
Namun, Presiden menyatakan pada masanya bangsa Indonesia menghadapi tantangan tersebut di tengah tatanan baru dunia dan era kompetisi global. Kompetisi tidak lagi terjadi antardaerah, tetapi antarnegara dan antarkawasan.
"Sebuah era dimana semua negara saling terhubung satu sama lain. Satu masalah bisa menjadi masalah bagi negara-negara di dunia," katanya.
Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI dipimpin Ketua DPR Ade Komaruddin dihadiri para pimpinan lembaga-lembaga negara seperti Ketua MPR Zulkifli Hasan dan Ketua DPR Irman Gusman.
"Berbekal pencapaian transformasi fundamental ekonomi tersebut, memasuki tahun kedua, pemerintah bertekad melakukan percepatan pembangunan. Kita harus melangkah menuju Indonesia maju," kata Presiden dalam Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI di Kompleks Senayan, Jakarta, Selasa.
Pada pidato kenegaraan dalam rangka hari ulang tahun ke-71 Republik Indonesia itu, Presiden mengatakan percepatan pembangunan tersebut mutlak diperlukan. Sudah 71 tahun merdeka, tetapi Indonesia belum mampu memutus rantai kemiskinan, pengangguran, ketimpangan dan kesenjangan sosial.
Setiap Presiden Indonesia, lanjut dia, telah bekerja keras, membanting tulang, berjuang mengatasi tiga tantangan tersebut pada masa masing-masing.
"Mulai dari Presiden Sukarno, Presiden Suharto, Presiden BJ Habibie, Presiden Abdurrahman Wahid, Presiden Megawati Sukarnoputri sampai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tantangan yang sama juga kami hadapi sekarang," tuturnya.
Namun, Presiden menyatakan pada masanya bangsa Indonesia menghadapi tantangan tersebut di tengah tatanan baru dunia dan era kompetisi global. Kompetisi tidak lagi terjadi antardaerah, tetapi antarnegara dan antarkawasan.
"Sebuah era dimana semua negara saling terhubung satu sama lain. Satu masalah bisa menjadi masalah bagi negara-negara di dunia," katanya.
Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI dipimpin Ketua DPR Ade Komaruddin dihadiri para pimpinan lembaga-lembaga negara seperti Ketua MPR Zulkifli Hasan dan Ketua DPR Irman Gusman.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2016
Tags: