Jakarta (ANTARA News) - Saksi ahli psikolog klinis Dra. Antonia Ratih menyatakan ada indikasi bahwa daya empati Jessica Kumala Wongso, terdakwa kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin, tidak berkembang baik.

Ia menjelaskan pengalaman melihat orang yang meninggal di depan mata akan menimbulkan trauma, baik itu kesedihan, ketakutan, kekhawatiran atau kepanikan.

"Bahkan ketika yang bersangkutan misalnya dokter sekalipun," katanya di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin.

Efek trauma semakin menguat bila objeknya adalah orang terdekat.

"Ketika teman meninggal karena hidangan yang kita pesan, tanpa tuduhan apapun, efek traumanya besar."

Orang yang berada pada situasi seperti itu akan memiliki rasa bersalah yang besar serta diliputi ketakutan. Bukan takut dituduh atau diburu polisi, melainkan kekhawatiran apakah yang ia lakukan membuat temannya terkena musibah.

Umumnya, orang akan menunjukkan perilaku berkabung, misalnya cenderung menarik diri untuk introspeksi atau memperlihatkan gestur empati.

"Sejauh yang saya amati itu tidak ada (di Jessica). Ada indikasi daya empati yang bersangkutan tidak berkembang secara cukup baik," ujarnya.