Presiden Jokowi minta posko karhutla hingga kecamatan
12 Agustus 2016 19:29 WIB
Presiden Joko Widodo (kanan) memimpin rapat kabinet terbatas di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Jumat (12/8/2016). Rapat tersebut membahas soal pencegahan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan. (ANTARA/Widodo S. Jusuf)
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar seluruh jajaran membentuk Posko Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) hingga tingkat kecamatan untuk mencegah dan menangani kejadian tersebut.
"Presiden meminta seluruh jajaran termasuk Kemendagri, TNI, Polri, untuk mengupayakan adanya posko di tingkat kecamatan," kata Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung dalam konferensi pers usai rapat kabinet terbatas (ratas) di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat.
Pramono menyebutkan pada Jumat sore, Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla memimpin dua ratas. Pertama, pencegahan dan penanganan kebakaran lahan dan hutan dan kedua pembentukan holding BUMN.
"Presiden mengingatkan seluruh jajaran untuk melakukan tindakan sejak awal agar kejadian kebakaran hutan dan lahan pada 2015 tidak terulang lagi," katanya.
Karena itu dari awal sudah harus disiapkan adanya ssistem peringatan dini agar kalau terjadi tanda-tanda akan terjadi kebakaran di beberapa slot karena sekarang sudah didteksi dengan satelit, maka bisa dilakukan pencegahan di awal.
Menurut Seskab, Presiden juga mengingatkan harus ada deteksi dini karhutla sehingga upaya penanganan harus dilakukan secara terkoordinasi di bawah koordinasi Menko Polhukam dan Menko Perekonomian.
Selain itu, Presiden meminta agar mereka yang masih melakukan pembakaran hutan agar dilakukan tindakan penegakan hukum.
"Presiden juga meminta kerja sama antara BMKG, BNPB, BRG, TNI dan Polri bisa dilakukan secara lebih terkoordinasi," katanya.
Ia menyebutkan Badan Restorasi Gambut (BRG) telah menemukan alat sederhana dan dasar yang bisa digunakan di lapangan yang bisa digunakan untuk melakukan pencegahan dengan pengeboran dengan mudah.
"Ini akan dibuat secara masif karena murah dan diharapkan dapat mengatasi kebakaran di awal karena dengan sistem bor bisa dilakukan di mana-mana," katanya.
Presiden juga meminta adanya pemantauan "real time" yang nantinya akan dikoordinasikan di Jakarta. Ia menyebutkan alat pemantau kelembabn gambut bisa dimanfaatkan untuk pelaporan itu.
Presiden juga memberikan perhatian kepada provinsi yang selalu menghadapi kebakaran hutan yaitu Sumsel, Jambi, Riau, Kaltim, Kalsel, Sumbar dan Kaltara.
"Presiden menginstruksikan pimpinan daerah agar Januari nanti menentukan status masing-masing daerah karena laporan BMKG kemungkinan kemarau akan mundur, kebetulan sekarang masih la nina sehingga basah terjadi di beberapa daerah," kata Pramono Anung.
"Presiden meminta seluruh jajaran termasuk Kemendagri, TNI, Polri, untuk mengupayakan adanya posko di tingkat kecamatan," kata Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung dalam konferensi pers usai rapat kabinet terbatas (ratas) di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat.
Pramono menyebutkan pada Jumat sore, Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla memimpin dua ratas. Pertama, pencegahan dan penanganan kebakaran lahan dan hutan dan kedua pembentukan holding BUMN.
"Presiden mengingatkan seluruh jajaran untuk melakukan tindakan sejak awal agar kejadian kebakaran hutan dan lahan pada 2015 tidak terulang lagi," katanya.
Karena itu dari awal sudah harus disiapkan adanya ssistem peringatan dini agar kalau terjadi tanda-tanda akan terjadi kebakaran di beberapa slot karena sekarang sudah didteksi dengan satelit, maka bisa dilakukan pencegahan di awal.
Menurut Seskab, Presiden juga mengingatkan harus ada deteksi dini karhutla sehingga upaya penanganan harus dilakukan secara terkoordinasi di bawah koordinasi Menko Polhukam dan Menko Perekonomian.
Selain itu, Presiden meminta agar mereka yang masih melakukan pembakaran hutan agar dilakukan tindakan penegakan hukum.
"Presiden juga meminta kerja sama antara BMKG, BNPB, BRG, TNI dan Polri bisa dilakukan secara lebih terkoordinasi," katanya.
Ia menyebutkan Badan Restorasi Gambut (BRG) telah menemukan alat sederhana dan dasar yang bisa digunakan di lapangan yang bisa digunakan untuk melakukan pencegahan dengan pengeboran dengan mudah.
"Ini akan dibuat secara masif karena murah dan diharapkan dapat mengatasi kebakaran di awal karena dengan sistem bor bisa dilakukan di mana-mana," katanya.
Presiden juga meminta adanya pemantauan "real time" yang nantinya akan dikoordinasikan di Jakarta. Ia menyebutkan alat pemantau kelembabn gambut bisa dimanfaatkan untuk pelaporan itu.
Presiden juga memberikan perhatian kepada provinsi yang selalu menghadapi kebakaran hutan yaitu Sumsel, Jambi, Riau, Kaltim, Kalsel, Sumbar dan Kaltara.
"Presiden menginstruksikan pimpinan daerah agar Januari nanti menentukan status masing-masing daerah karena laporan BMKG kemungkinan kemarau akan mundur, kebetulan sekarang masih la nina sehingga basah terjadi di beberapa daerah," kata Pramono Anung.
Pewarta: Agus Salim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Tags: