Frankfurt (ANTARA News) - Puluhan juta mobil yang dijual Volkswagen AG dalam 20 tahun terakhir, dan beberapa model yang saat ini ada, rawan pencurian karena Keyless Entry Systems (sistem masuk mobil tanpa kunci) bisa diretas dengan menggunakan perangkat teknis berharga murah, kara para peneliti Eropa seperti dikutip Reuters.
Para pakar keamanan komputer Universitas Birmingham telah menyiarkan sebuah makalah yang menjabarkan bagaimana mereka mampu mengkloning remote keyless entry (kendali masuk mobil tanpa kunci) VW dengan menguping dari dekat saat pengendara menekan tombol sistem tanpa kunci itu saat membuka atau menutup pintu mobil.
Mobil-mobil yang rawan diserang oleh model serangan seperti ini adalah Audi, VW, Seat dan Skoda yang dijual sejak 1995 dan kebanyakan dari sekitar 100 juta mobil VW Group sejak tahun setelah itu. Cacat seperti itu ditemukan juga pada mobil-mobil model baru tahun 2016 seperti Audi Q3, kata para peneliti.
"Adalah masuk akal jika semua mobil VW Group (kecuali beberapa Audi) dibuat di masa lalu dan sebagian dibuat sekarang tergantung pada skema 'kunci-konstan' dan oleh karena itu rawan diserang (peretas)," tulis para pakar dalam makalah itu.
Satu-satunya kekecualiaan adalah mobil-mobil terakhir VW yang dibuat dalam platform produksi MQB, yakni Golf VII, yang menurut para peneliti tidak ditemukan satu pun cacat.
"Masih ada beberapa model mobil VW yang dijual yang tidak berasal dari platform terakhir, dan yang rentan dari serangan," kata Flavio Garcia, salah satu penyusun makalah itu yang juga pengajar senior keamanan komputer pada Universitas Birmingham.
Sebaliknya Juru Bicara VW Peter Weisheit mengatakan bahwa model-model saat ini seperti Golf, Tiguan, Touran dan Passat tidak berisiko dari serangan peretas.
"Generasi kendaraan terakhir ini tidak terdampak oleh masalah yang digambarkan dalam penelitian itu," kata Weisheit tanpa menjelaskan risiko yang dimaksudkannya, demikian Reuters.
Sistem tanpa kunci mobil VW rawan diretas
12 Agustus 2016 10:49 WIB
Logo Volkswagen (FOTO ANTARA News/Arina Suwanto)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016
Tags: