102 taruna Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung diwisuda
11 Agustus 2016 23:44 WIB
Ilustrasi. Indonesia Poros Maritim. Suasana aktivitas kapal dan bongkar muat barang di Pelabuhan Tanjung Priuk, Jakarta, Jumat (14/11/2014). Presiden Joko Widodo berencana mengembangkan 24 pelabuhan dalam kurun waktu lima tahun terkait rencana menjadikan Indonesia poros maritim dunia. (ANTARA FOTO/Vitalis Yogi Trisna)
Manado (ANTARA News) - Sebanyak 102 taruna Politeknik Kelautan dan Perikanan Kota Bitung, Sulawesi Utara (Sulut) diwisuda dan mendapatkan gelar ahli madya perikanan, Kamis.
"Lulusan tahun akademik 2015/2016 ini terdiri dari program studi teknik penangkapan ikan sebanyak 56 orang serta mekanisasi perikanan sebanyak 46 orang," kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan (BPSDMP-KP), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Rifky Effendi Hardijanto, di Bitung.
Selain dua prodi tersebut, teknologi pengolahan produk Perikanan belum menghasilkan lulusan karena baru dibuka dua tahun lalu, hingga saat ini Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung telah meluluskan sebanyak 1.307 taruna/taruni, katanya.
Menurut Rifky, wadah pendidikan ini merupakan salah satu satuan pendidikan di lingkungan KKP, dan penyelenggaraan pendidikannya diarahkan pada upaya pembentukan lulusan yang memiliki karakter, dan kompetensi keahlian di bidang kelautan dan perikanan.
"Pada saat lulus, mereka akan menjadi tenaga kerja yang profesional di perusahaan, baik dalam maupun luar negeri, serta dapat menjadi wirausaha muda modern di bidang kelautan dan perikanan," katanya.
Menurut dia, keberhasilan pendidikan ditandai dengan terwujudnya lulusan yang memiliki kompetensi keahlian sesuai dengan program keahliannya, lulusan dapat terserap di dunia usaha dan industri, serta lulusan mampu menjadi wirausaha muda modern di bidang kelautan dan perikanan.
Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya modernisasi dan standarisasi kualitas pendidikan yang berkaitan dengan kurikulum, program, tenaga pengajar dan ketersediaan sarana prasarana yang memadai.
"Kurikulum harus memiliki substansi yang tepat dan berkualitas, program yang disusun harus efisien dan efektif, sarana dan prasarana agar diupayakan mengikuti perkembangan teknologi dan para dosen senantiasa meningkatkan kualitas diri," katanya.
Keberadaan Politeknik KP diharapkan dapat menjadi pelopor dan pendukung utama dalam menghasilkan sumber daya manusia kelautan dan perikanan yang profesional, beretos kerja tinggi serta berjiwa bahari.
"Dari sumber daya inilah diharapkan mampu menjaga, memanfaatkan dan mengelola sumberdaya perikanan secara berkelanjutan menuju Indonesia sebagai negara poros maritim dunia," ujar Rifky.
"Lulusan tahun akademik 2015/2016 ini terdiri dari program studi teknik penangkapan ikan sebanyak 56 orang serta mekanisasi perikanan sebanyak 46 orang," kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan (BPSDMP-KP), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Rifky Effendi Hardijanto, di Bitung.
Selain dua prodi tersebut, teknologi pengolahan produk Perikanan belum menghasilkan lulusan karena baru dibuka dua tahun lalu, hingga saat ini Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung telah meluluskan sebanyak 1.307 taruna/taruni, katanya.
Menurut Rifky, wadah pendidikan ini merupakan salah satu satuan pendidikan di lingkungan KKP, dan penyelenggaraan pendidikannya diarahkan pada upaya pembentukan lulusan yang memiliki karakter, dan kompetensi keahlian di bidang kelautan dan perikanan.
"Pada saat lulus, mereka akan menjadi tenaga kerja yang profesional di perusahaan, baik dalam maupun luar negeri, serta dapat menjadi wirausaha muda modern di bidang kelautan dan perikanan," katanya.
Menurut dia, keberhasilan pendidikan ditandai dengan terwujudnya lulusan yang memiliki kompetensi keahlian sesuai dengan program keahliannya, lulusan dapat terserap di dunia usaha dan industri, serta lulusan mampu menjadi wirausaha muda modern di bidang kelautan dan perikanan.
Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya modernisasi dan standarisasi kualitas pendidikan yang berkaitan dengan kurikulum, program, tenaga pengajar dan ketersediaan sarana prasarana yang memadai.
"Kurikulum harus memiliki substansi yang tepat dan berkualitas, program yang disusun harus efisien dan efektif, sarana dan prasarana agar diupayakan mengikuti perkembangan teknologi dan para dosen senantiasa meningkatkan kualitas diri," katanya.
Keberadaan Politeknik KP diharapkan dapat menjadi pelopor dan pendukung utama dalam menghasilkan sumber daya manusia kelautan dan perikanan yang profesional, beretos kerja tinggi serta berjiwa bahari.
"Dari sumber daya inilah diharapkan mampu menjaga, memanfaatkan dan mengelola sumberdaya perikanan secara berkelanjutan menuju Indonesia sebagai negara poros maritim dunia," ujar Rifky.
Pewarta: Karel A Polakitan
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Tags: