Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian tengah mengembangkan prototipe kendaraan pedesaan yang pengerjaannya diserahkan kepada para siswa di SMKN 2 Klaten, Jateng.

"Mobil pedesaan ini kami yang desain. Nanti sifatproduksinya bukan mass production tapi job order,” kata Menperin, Airlangga Hartarto melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.

Airlangga menjelaskan, pengembangan mobil pedesaan yang dilakukan Kemenperin ini mulai dari merancang, membuat standar spesifikasi hingga varianproduknya.

“Variannya akan disesuaikan dengan kontur pedesaan masing-masing,” ujarnya.

Pengembangan mobil pedesaan yang dilakukan anak bangsa ini ditargetkan akan menggunakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) hingga 90 persen.

"Hanya saja mengenai permesinan akan menggandengperusahaan yang sudah handal. Saat ini kami sedang cari‘bapak angkat’ yang bisa kerjasama mengenai mesin dantransmisinya,” tutur Airlangga.

Sembari mencarikan mitra untuk pemasok mesin, Kemenperin juga tengah memproses pendaftaran hak paten untuk mobil pedesaan ini.

“Setahun ini kita harapkan bisa selesai semua, kalau hak paten sendiri kita harapkan bisa secepatnya,” ungkapnya.

Airlangga menyampaikan, Kemenperin telah memfasilitasi pembentukan sentra otomotif di Jawa Tengah sebagai pusat pengembangan desain dan prototipe kendaraan pedesaan dengan tujuan mewujudkan kemandirian industri dalam negeri.

Saat ini, sentra otomotif di Jawa Tengah yang telah difasilitasi sebagai project percontohan, yakni pusat desain dan prototyping bodi SMK 2 Klaten, pusat desain dan prototyping kendaraan di SMK 2 Solo, serta pusat desain dan pengujian kendaraan di Solo Techno Park.

Airlangga menjelaskan, kendaraan multiguna yang digunakan di pedesaan berfungsi sebagai alat angkut serta untuk mengolah hasil pertanian dan perkebunan yang dapat disesuaikan dengan daerah penghasil. “Kendaraan multiguna ini dapat meningkatkan kegiatan ekonomi dipedesaan, khususnya pada sektor pertanian serta industri kecil dan menengah,” tuturnya.

Peluang pasar untuk kendaraan pedesaan, menurut Airlangga, masih cukup besar dengan segmen di bawah1000 cc. “Kami tengah melakukan pengkajian pasar dan hingga saat ini terus berkoordinasi dengan pemda-pemda dan Kementerian Pertanian untuk penggunaan mobil pedesaan ini,” ujarnya.

Langkah lainnya dalam pengembangan mobil pedesaan, Kemenperin telah memfasilitasi pembentukan Institut Otomotif Indonesia (IOI) untuk menjadi mitra strategis dalam upaya membantu penyempurnaan dan desain produk menuju produksi termasuk penyiapan program layanan purna jual.

“Sehingga mobil pedesaan ini siapuntuk digunakan di masyarakat,” imbuhnya.

Di samping itu, Kemenperin menjalin kolaborasi dengan berbagai institusi seperti Badan Pengkajian dan PenerapanTeknologi (BPPT), Universitas.

Di antaranya yaitu Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sepuluh Nopember/ITS Surabaya dan Universitas Negeri Semarang, serta Perkumpulan Industri Kecil MenengahKomponen Otomotif (PIKKO).

“Kami juga melakukan pembinaan kepada industri komponen otomotif untuk dapat mendukung supply komponen mobil pedesaan ini,” kata Airlangga. Bahkan, lanjutnya, sumber daya manusia (SDM) industri akan disiapkan menjadi pelaku-pelaku industri otomotif yang mandiri melalui program pelatihan vokasi.