Jakarta (ANTARA News) - Tanaman sagu dapat membantu restorasi lahan gambut karena dapat tumbuh baik di genangan air sehingga cocok ditanam di lahan gambut.

"Untuk reboisasi, pembentukan hutan di area nonhutan dan agro forestasi pohon sagu (Metroxylon sagu) merupakan tanaman kunci, karena dapat tumbuh di genangan air. Oleh sebab itu tanaman ini baik untuk restorasi lahan gambut," kata Deputi Bidang Jasa Ilmiah LIPI Bambang Subiyanto di Jakarta, Kamis.

Dengan demikian, sagu akan memiliki produktivitas yang tinggi dalam menghasilkan pati sagu.

Selain itu sagu juga dapat menghasilkan biomassa setelah tutupan kanopi terbentuk, kata Bambang.

Dia mengatakan dalam mengatasi dan mencegah kebakaran pada lahan gambut ada beberapa alternatif yang terus diuji untuk membantu restorasi lahan gambut.

"Beberapa diantaranya pembasahan, reboisasi, pencegahan, membangun sistem pemantauan, pelaporan dan verifikasi," kata dia.

Sementara itu, Badan Restorasi Gambut (BRG) yang dibentuk pada 2016 harus mendorong restorasi lahan seluas dua juta hektare dalam jangka waktu lima tahun,

"Kegiatan restorasi harus memenuhi beberapa kriteria diantaranya biaya yang dikeluarkan sedapat mungkin rendah, dengan teknologi efektif," kata Bambang.

Sagu dianggap memiliki kriteria tersebut, oleh sebab itu desain model dan peta jalan restorasi lahan gambut dengan memanfaatkan ekosistem sagu sangat penting untuk dibuat.

Lahan gambut merupakan ekosistem yang terdapat di hutan hujan tropika. Pada dasarnya, gambut merupakan wilayah yang sangat basah.

Oleh karena itu, ketika ada pengeringan (drainase), permukaan air tanah di dalam kawasan hutan gambut akan turun, itulah sebabnya kebakaran hutan lahan gambut sulit dipadamkan.