Jakarta (ANTARA News) - Laporan Tengah Tahun Tren Cybersecurity 2016 atau Midyear Security Report (MCR) dari Cisco menemukan bahwa organisasi-organisasi tidak siap dalam menghadapi serangan ransomware yang semakin canggih.

Berdasarkan temuan riset yang disampaikan Cisco dalam siaran pers yang diterima ANTARA News, Rabu, usaha untuk mendesak ruang operasional penyerang merupakan tantangan terbesar yang dihadapi bisnis dan mengancam fondasi utama yang dibutuhkan dalam transformasi digital.

Temuan-temuan kunci lain dalam riset tersebut adalah penyerang yang melebarkan fokus mereka pada serangan server-side, metode serangan yang semakin berkembang, dan peningkatan penggunaan enskripsi untuk menutupi aktivitas.

Hingga kini, tahun 2016, Ransomware masih menjadi malware paling menguntungkan dalam sejarah. Cisco memprediksi tren ini akan berlanjut, bahkan ransomware akan semakin destruktif dan dapat menyebar dengan sendirinya, menahan seluruh jaringan, dan membuat perusahaan-perusahaan tersandera.

Sebagai contoh, serangan ransomware masa depan akan dapat menghindari deteksi dengan membatasi penggunaan CPU dan menghindar dari aksi command-and-control. Serangan ransomware baru tersebut akan menyebar lebih cepat dan mereplikasi diri dalam organisasi sebelum menjalankan aktivitas ransom.

Laporan Tengah Tahun Tren Cybersecurity 2016 dari Cisco tersebut juga menunjukkan bahwa tantangan ini bertahan di skala global.

Sementara organisasi-organisasi dalam industri kritikal seperti kesehatan mengalami peningkatan serangan secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir, temuan riset ini mengindikasikan seluruh pasar secara vertikal dan global menjadi sasaran.

Klub dan organisasi, non-governmental organization (NGO), dan bisnis elektronik, semuanya mengalami peningkatan serangan di setengah tahun pertama 2016.