Alor pasarkan ikan ke Timor Leste
10 Agustus 2016 22:09 WIB
Pasar Ikan Murah. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (kiri) memotong ikan tuna saat meninjau pasar ikan murah bagi masyarakat Jakarta pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau Car Free Day (CFD) di pelataran parkir Sarinah Thamrin, Jakarta, Minggu (26/6/2016). Pasar ikan murah yang digelar oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tersebut bertujuan agar masyarakat Indonesia terus mengonsumsi ikan, terutama ikan laut yang didapat oleh nelayan Indonesia sendiri. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Kalabahi, NTT (ANTARA News) - Bupati Kabupaten Alor Amon Djobo mengatakan saat ini pihaknya sudah memasarkan hasil sektor perikanan hingga ke negara tetangga Timor Leste.
"Saat ini sektor perikanan kita sudah menembus sampai pasar negara Timor Leste," katanya dalam konferensi pers hari ke dua penyelenggaraan Expo Alor ke-10 di Kota Kalabahi, Rabu malam.
Dia mengatakan, sektor perikanan di Alor saat ini mengalami peningkatan yang pesat dan hal itu ditunjukkan dengan hasil tangkapan ikan nelayan di daerahnya yang terus meningkat.
Dengan hasil ikan yang ada saat ini, kata dia, Alor bisa melakukan pemasaran tidak hanya ke negara Timor Leste yang memiliki batas wilayah laut secara langsung dengan Alor, namun juga disalurkan ke Kupang, Atambua ibukota Kabupaten Belu, dan juga ke Ternate.
"Selain Timor Leste, kondisi sektor perikanan Alor juga dipasarkan untuk pasar domesrik seperti ke Atambua, Kupang, hingga Kiser di Ternate," katanya.
Namun, lanjut Bupati Amon Djobo, ada kendala yang sering kali dihadapi para nelayan saat melakukan pemasaran sampai ke negara Timor Leste hanya menggunakan identitas Kartu Tanda Penduduk (KTP) sehingga hanya diizinkan sehari berada di sana.
"Untuk kendala ini kami minta pemerintah pusat agar bisa melakukan kesepakatan dengan pemerintah Timor Leste agar bisa mempermudah keberadaan para nelayan di sana karena ini sudah menyangkut hubungan antarnegara," katanya.
Dia berharap agar kendala ini bisa dibantu pemerintah pusat karena hal tersebut menyangkut legalitas hukum dengan negara lain, sehingga hasil tangkapan ikan nelayan bisa dengan lancar dipasarkan untuk meningkatkan perekonomian mereka.
"Kalau nelayan bisa lebih lama berada di sana (Timor Leste) maka hasil ikan yang dipasarkan juga akan jauh lebih banyak," katanya.
Bupati menambahkan, potensi lokal masyarakat Alor yang juga berkembang pesat pada sektor produksi kain tenun lokal.
"Untuk kain tenun sudah dipasarkan di mana-mana seperti Jakarta, Yogyakarta, Bali, Papua, dan beberapa kota lain di Indonesia," katanya.
Dia mengatakan, pihaknya akan terus melakukan perluasan promosi potensi-potensi daerah yang dimiliki salah satunya dengan mengadakan dan mengikuti event expo di berbagai daerah.
"Selain promosi, pemerintah tetap berprinsip untuk terus mendorong masyarakat lokal agar mampu bekerja meningkatkan kapasitas produksi berbagai sektor usaha sehingga mampu memiliki daya saing tidak hanya untuk nasional namun secara global," ujarnya
"Saat ini sektor perikanan kita sudah menembus sampai pasar negara Timor Leste," katanya dalam konferensi pers hari ke dua penyelenggaraan Expo Alor ke-10 di Kota Kalabahi, Rabu malam.
Dia mengatakan, sektor perikanan di Alor saat ini mengalami peningkatan yang pesat dan hal itu ditunjukkan dengan hasil tangkapan ikan nelayan di daerahnya yang terus meningkat.
Dengan hasil ikan yang ada saat ini, kata dia, Alor bisa melakukan pemasaran tidak hanya ke negara Timor Leste yang memiliki batas wilayah laut secara langsung dengan Alor, namun juga disalurkan ke Kupang, Atambua ibukota Kabupaten Belu, dan juga ke Ternate.
"Selain Timor Leste, kondisi sektor perikanan Alor juga dipasarkan untuk pasar domesrik seperti ke Atambua, Kupang, hingga Kiser di Ternate," katanya.
Namun, lanjut Bupati Amon Djobo, ada kendala yang sering kali dihadapi para nelayan saat melakukan pemasaran sampai ke negara Timor Leste hanya menggunakan identitas Kartu Tanda Penduduk (KTP) sehingga hanya diizinkan sehari berada di sana.
"Untuk kendala ini kami minta pemerintah pusat agar bisa melakukan kesepakatan dengan pemerintah Timor Leste agar bisa mempermudah keberadaan para nelayan di sana karena ini sudah menyangkut hubungan antarnegara," katanya.
Dia berharap agar kendala ini bisa dibantu pemerintah pusat karena hal tersebut menyangkut legalitas hukum dengan negara lain, sehingga hasil tangkapan ikan nelayan bisa dengan lancar dipasarkan untuk meningkatkan perekonomian mereka.
"Kalau nelayan bisa lebih lama berada di sana (Timor Leste) maka hasil ikan yang dipasarkan juga akan jauh lebih banyak," katanya.
Bupati menambahkan, potensi lokal masyarakat Alor yang juga berkembang pesat pada sektor produksi kain tenun lokal.
"Untuk kain tenun sudah dipasarkan di mana-mana seperti Jakarta, Yogyakarta, Bali, Papua, dan beberapa kota lain di Indonesia," katanya.
Dia mengatakan, pihaknya akan terus melakukan perluasan promosi potensi-potensi daerah yang dimiliki salah satunya dengan mengadakan dan mengikuti event expo di berbagai daerah.
"Selain promosi, pemerintah tetap berprinsip untuk terus mendorong masyarakat lokal agar mampu bekerja meningkatkan kapasitas produksi berbagai sektor usaha sehingga mampu memiliki daya saing tidak hanya untuk nasional namun secara global," ujarnya
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Tags: