Jakarta (ANTARA News) - Menghadirkan layanan logistik mirip Go-Box milik Gojek dan GrabExpress milik Grab, Deliveree menekankan bahwa layanan logistik miliknya berfokus pada konsumen bisnis.

"Jika Anda lihat dua layanan tersebut, mereka mulai dari konsumen secara individu, saya tidak berpikir bahwa mereka akan fokus pada konsumen bisnis," kata Nattapak Atichartakarn, Senior Manager Deliveree, di Jakarta, Rabu.

"Menurut saya, akan susah bagi mereka untuk menggeser fokus karena mereka bersaing di bidang transportasi (taxi). Mereka bersaing lebih banyak penumpang," lanjut dia.

Gojek meluncurkan Go-Box pada Oktober 2015. Sebagai perbandingan, Deliveree mengenakan biaya 5km pertama untuk pick up kecil Rp100.000, sedangkan Gojek mengenakan biaya per kilometernya Rp7.000 dengan minimum jarak pengiriman 10 kilometer atau sekitar Rp170.000.

Sementara Grab meluncurkan layanan GrabExpress pada November 2015. Bedanya, layanan pemesanan kurir untuk pengambilan dan pengantaran barang tersebut hanya dilakukan dengan motor atau GrabBike.

Grab menetapkan tarif minimal Rp12.000 diluar jam sibuk (6-9 WIB dan 16-19 WIB), berlaku Senin-Jumat tidak pada hari libur nasional/ Hari Raya. Sedangkan untuk armada sepeda motor, Deliveree menetapkan tarif Rp11.000 untuk 5km pertama.

Lebih lanjut, Nat mengatakan bahwa Deliveree berkomitmen membantu pebisnis lebih efisien dengan harga yang lebih rendah. Lebih dari itu, aplikasi mobile tersebut tidak ingin memberikan banyak subsidi.

"Kami ingin menciptakan marketplace di mana kami me-manage senyata mungkin dengan ekonomi pasar. Karena ketika subsidi dihapuskan transaksi bisa saja juga menghilang," pungkas Nat.