Angga Sasongko hindari penggunaan studio demi realisme film
10 Agustus 2016 19:00 WIB
Sutradara Angga Dwimas Sasongko (paling kiri) bersama produser, penulis cerita dan pemeran film "Bukaan 8" di Jakarta, Rabu. (ANTARA News/ Sella Panduarsa Gareta)
Jakarta (ANTARA News) - Sutradara ternama Angga Dwimas Sasongko mengaku kerap menghindari penggunaan studio sebagai pengganti situasi sebenarnya dalam film yang ia garap demi menghadirkan realisme di ruang penonton.
Dalam judul film terbarunya "Bukaan 8", Angga ngotot menyewa dua blok ruangan di sebuah rumah sakit untuk membuat situasi melahirkan dalam film tersebut benar-benar nyata.
Selain itu, Angga juga mendapuk seorang perias efek khusus untuk menyulap perut Lala Karmila, yang berperan sebagai ibu hamil bernama Mia, seakan-akan dalam keadaan hamil nyata.
"Nanti perut Lala bisa dibuka, diraba seakan-akan perutnya hamil beneran," ungkap di Jakarta, Rabu.
Ia bahkan menyewa sebuah alat untuk merangsang rasa sakit ketika Mia melalui proses melahirkan, sehingga Lala dapat merasakan sekaligus berakting seperti ibu-ibu yang sedang dalam pembukaan menuju melahirkan.
Penata efek juga akan merias ayah Mia, yang diperankan Tyo Pakusadewo, dengan wajah khas orang yang terkena stroke, sebagaimana diceritakan dalam film.
"Gue percaya lokasi itu punya nyawa. Kayak pas bikin Filosofi Kopi, kita bikin kedainya dulu, baru filmnya. Lokasi itu penting," tutur Angga.
Dalam judul film terbarunya "Bukaan 8", Angga ngotot menyewa dua blok ruangan di sebuah rumah sakit untuk membuat situasi melahirkan dalam film tersebut benar-benar nyata.
Selain itu, Angga juga mendapuk seorang perias efek khusus untuk menyulap perut Lala Karmila, yang berperan sebagai ibu hamil bernama Mia, seakan-akan dalam keadaan hamil nyata.
"Nanti perut Lala bisa dibuka, diraba seakan-akan perutnya hamil beneran," ungkap di Jakarta, Rabu.
Ia bahkan menyewa sebuah alat untuk merangsang rasa sakit ketika Mia melalui proses melahirkan, sehingga Lala dapat merasakan sekaligus berakting seperti ibu-ibu yang sedang dalam pembukaan menuju melahirkan.
Penata efek juga akan merias ayah Mia, yang diperankan Tyo Pakusadewo, dengan wajah khas orang yang terkena stroke, sebagaimana diceritakan dalam film.
"Gue percaya lokasi itu punya nyawa. Kayak pas bikin Filosofi Kopi, kita bikin kedainya dulu, baru filmnya. Lokasi itu penting," tutur Angga.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: