Jakarta (ANTARA News) - Ketua Bidang Sumber Daya Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Indonesia Henny Rusmiati mengatakan wacana sekolah sehari penuh atau full day school jangan sampai membebani siswa dan orang tua bila benar-benar diterapkan.
"Full day school jangan sampai memberikan beban kognitif tambahan yang bisa memperletih siswa baik fisik maupun psikis. Full day school bukan penguatan akademis, melainkan wadah bagi siswa untuk menjadi insan unggul paripurna," kata Henny melalui pesan tertulis diterima di Jakarta, Rabu.
Selain itu, full day school bila benar diterapkan jangan sampai memunculkan beban pembiayaan yang lebih bagi siswa dan orang tua. Bila pemerintah mewajibkan full day school, maka kesiapan anggaran harus dipastikan.
Baca Juga :Venna Melinda pertanyakan wacana "full day school"
Full day school juga perlu memberikan penugasan kepada orang tua siswa, bukan memberikan pekerjaan rumah kepada siswa. Penugasan itu akan mengondisikan orang tua tetap mengoptimalkan peran pengasuhan pada setiap kesempatan melalui interaksi dengan anak.
"Ini sekaligus merupakan jawaban atas kerisauan sebagian kalangan bahwa peran orang tua akan dinihilkan bila full day school diterapkan," tuturnya.
Menurut Henny, wacana belajar di sekolah sehari penuh atau full day school yang disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy patut menjadi telaah semua pihak.
Baca Juga :Mendikbud jelaskan wacana "full day school"
"Wacana tersebut dilatari iktikad baik demi penguatan karakter siswa. Kita tentu sepakat bahwa manner do matter. Pembangunan karakter anak Indonesia harus dilakukan sebagai agenda tanpa henti untuk perbaikan kehidupan bangsa," katanya.
"Full Day School" jangan membebani
10 Agustus 2016 11:05 WIB
Sejumlah murid SD kelas 1 meneriakan 'yel-yel' saat melakuka perkenalan sekolah pada hari pertama masuk sekolah di SDN Minasaupa Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (18/7/2016). (ANTARA FOTO/Yusran Uccang)
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016
Tags: