Venna Melinda pertanyakan wacana "full day school"
9 Agustus 2016 18:06 WIB
Venna Melinda Anggota DPR Artis Venna Melinda berjalan sebelum pelantikan anggota DPR/DPD periode 2014- 2019 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/10). Venna Melinda terpilih kembali menjadi anggota DPR periode 2014-2019. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean) ()
Jakarta (ANTARA News) - Legislator dari Komisi X DPR RI, Venna Melinda mempertanyakan sejumlah hal bila "full day school" benar-benar diterapkan, salah satunya pada kasus siswa yang orangtuanya harus bekerja sampai larut, apakah sekolah akan buka sampai larut?
Kemudian, waktu kerja guru yang bertambah apakah mungkin tak disertai kenaikan gaji? Dia juga mempertanyakan bagaimana di sejumlah daerah yang tenaga pendidiknya terbatas atau bahkan kurang.
"Masalah bagaimana pekerjaan orangtua yang mempunyai jam kerja sampai larut. Apakah anak akan tetap dibiarkan di sekolah sampai larut pula? Akan menjadi tidak efektif karena kita akan membiarkan sekolah buka sampai larut, pasti ada biaya yang dikeluarkan," tutur Venna kepada ANTARA News melalui pesan elektroniknya, Selasa.
Berkaca atas pertanyaan itu, Venna menilai wacana penerapan "full day school" perlu manajemen yang baik dengan indikator keberhasilan yang jelas, agar siswa betah di sekolah. Selain itu, memungkinkan guru mengobservasi perilaku, intelektualitas dan nilai sosial siswa.
"Secara umum, saya akan setuju (wacana "full day school") tetapi harus diikuti dengan sejumlah nilai positif didalamnya, yaitu dengan manajemen harus baik dengan indikator keberhasilan yang jelas," tutur dia
Dia juga menekankan perlunya uji publik pada wacana "full day school" sebelum benar-benar diterapkan. "Saya harus menekankan bahwa harus di uji publik terlebih dahulu sebelum diterapkan," pungkas politisi Partai Demokrat itu.
Wacana "Full Day School" belum lama ini mencuat dari pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy. Dia menegaskan wacana ini tak berarti siswa harus belajar sehari penuh. Siswa menjalani pembelajaran formal sampai setengah hari dan selanjutnya dapat diisi kegiatan ekstrakulikuler.
Kemudian, waktu kerja guru yang bertambah apakah mungkin tak disertai kenaikan gaji? Dia juga mempertanyakan bagaimana di sejumlah daerah yang tenaga pendidiknya terbatas atau bahkan kurang.
"Masalah bagaimana pekerjaan orangtua yang mempunyai jam kerja sampai larut. Apakah anak akan tetap dibiarkan di sekolah sampai larut pula? Akan menjadi tidak efektif karena kita akan membiarkan sekolah buka sampai larut, pasti ada biaya yang dikeluarkan," tutur Venna kepada ANTARA News melalui pesan elektroniknya, Selasa.
Berkaca atas pertanyaan itu, Venna menilai wacana penerapan "full day school" perlu manajemen yang baik dengan indikator keberhasilan yang jelas, agar siswa betah di sekolah. Selain itu, memungkinkan guru mengobservasi perilaku, intelektualitas dan nilai sosial siswa.
"Secara umum, saya akan setuju (wacana "full day school") tetapi harus diikuti dengan sejumlah nilai positif didalamnya, yaitu dengan manajemen harus baik dengan indikator keberhasilan yang jelas," tutur dia
Dia juga menekankan perlunya uji publik pada wacana "full day school" sebelum benar-benar diterapkan. "Saya harus menekankan bahwa harus di uji publik terlebih dahulu sebelum diterapkan," pungkas politisi Partai Demokrat itu.
Wacana "Full Day School" belum lama ini mencuat dari pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy. Dia menegaskan wacana ini tak berarti siswa harus belajar sehari penuh. Siswa menjalani pembelajaran formal sampai setengah hari dan selanjutnya dapat diisi kegiatan ekstrakulikuler.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016
Tags: