Rupiah menguat menjadi Rp13.100 per dolar AS
9 Agustus 2016 10:42 WIB
Pegawai menghitung uang di cash center BNI, Jakarta, Senin (25/1). Pada tahun 2015, BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp326,1 triliun atau tumbuh 17,5 persen dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp277,6 triliun. (ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo)
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta, Selasa pagi, bergerak naik 24 poin menjadi Rp13.100 per dolar AS.
Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan nilai tukar rupiah terlihat masih mampu bergerak di area positif.
Sentimen pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia triwulan II yang lebih baik dari periode sebelumnya menjadi salah satu faktor penopang nilai tukar rupiah.
"PDB Indonesia kembali berada di area 5 persen. Itu menjadi salah satu faktor yang menjaga rupiah," katanya.
Kendati demikian, ia menjelaskan, dolar AS yang cenderung menguat terhadap mayoritas mata uang dunia dapat mempengaruhi laju rupiah ke depannya sehingga pergerakan nilai rupiah berpotensi terkonsolidasi.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan dolar AS yang cenderung menguat di pasar global dapat membatasi pergerakan rupiah.
Di sisi lain, dia mengatakan, pemangkasan anggaran serta realisasi amnesti pajak yang belum signifikan diperkirakan memberikan sedikit sentimen negatif ke pasar keuangan Indonesia.
Ia mengatakan kebijakan mengenai 7 day repo rate yang akan diberlakukan 19 Agustus 2016 oleh Bank Indonesia akan menjadi fokus pasar, dan itu diharapkan dapat mendorong penguatan rupiah.
Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan nilai tukar rupiah terlihat masih mampu bergerak di area positif.
Sentimen pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia triwulan II yang lebih baik dari periode sebelumnya menjadi salah satu faktor penopang nilai tukar rupiah.
"PDB Indonesia kembali berada di area 5 persen. Itu menjadi salah satu faktor yang menjaga rupiah," katanya.
Kendati demikian, ia menjelaskan, dolar AS yang cenderung menguat terhadap mayoritas mata uang dunia dapat mempengaruhi laju rupiah ke depannya sehingga pergerakan nilai rupiah berpotensi terkonsolidasi.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan dolar AS yang cenderung menguat di pasar global dapat membatasi pergerakan rupiah.
Di sisi lain, dia mengatakan, pemangkasan anggaran serta realisasi amnesti pajak yang belum signifikan diperkirakan memberikan sedikit sentimen negatif ke pasar keuangan Indonesia.
Ia mengatakan kebijakan mengenai 7 day repo rate yang akan diberlakukan 19 Agustus 2016 oleh Bank Indonesia akan menjadi fokus pasar, dan itu diharapkan dapat mendorong penguatan rupiah.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016
Tags: