Makassar (ANTARA News) - Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto yang menerima kunjungan dari tim investigasi Kementerian Dalam Negeri menyerahkan rekaman CCTV penyerangan oknum polisi ke kantor Balai Kota Makassar.

"Ada tim yang diutus Mendagri (Tjahyo Kumolo) ke sini untuk melakukan investigasi terkait insiden yang terjadi antara polisi dan Satpol PP," ujarnya di Makassar, Senin.

Danny Pomanto -- sapaan akrab wali kota mengatakan, rekaman CCTV sebelum diserahkan kepada tim dari Kemendagri itu sudah dilaporkannya ke Gubernur Sulawesi Selatan Syarul Yasin Limpo.

Ia menyebutkan jika penyerahan rekaman CCTV itu semata-mata dilakukannya karena menghargai proses hukum dan untuk mencari tahu bagaimana alur peristiwa penyerangan kantor pemerintahan itu.

"Saya sudah izin sama Pak Gubernur sebelum menyerahkan CCTV ini ke pihak Menteri (Mendagri). Di balai kota itu sangat banyak terpasang CCTV dan semuanya kita serahkan," katanya.

Sementara itu, Direktur Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat, Kemendagri Asadullah mengatakan pihaknya hadir di Makassar untuk mengumpulkan informasi, data, dan fakta untuk dilaporkan ke Mendagri.

"Kami masih mengumpulkan informasi dan data untuk dilaporkan Menteri, belum ada kesimpulan," ujarnya.

Ia juga menyebut jika bentrokan antaraparat pemerintah itu tidak terlepas dari ego individu yang kemudian memunculkan kesalahpahaman dan berujung pada perkelahian.

Asadullah menegaskan jika bentrokan itu adalah dilakukan orang per orang dan bukanlah antarinstitusi ataupun lembaga karena secara kelembagaan ada forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) yang selalu bersinergi satu sama lain.

Sebelumnya, bentrokan yang terjadi pada dini hari ini merupakan imbas yang terjadi dari insiden di anjungan Pantai Losari Makassar pada pukul 19.40 Wita, di mana pada waktu itu terjadi cekcok adu mulut dan perkelahian antara dua anggota Sabhara Polrestabes Makassar dan anggota Satpol PP Makassar.

Usai pertikaian itu, kedua polisi Bripda Hendrik dan Bripda Asmat melaporkan tindakan penganiayaan yang didapatkannya itu ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SKPT) Polrestabes Makassar dengan disertai visum dari dokter rumah sakit.

Kedua polisi itu melaporkan anggota Satpol PP Makassar Hendryatno ke SPKT dengan tuduhan tindakan penganiayaan dan pengeroyokan.

Namun beberapa jam setelahnya, sekitar pukul 00.10 Wita, puluhan anggota melakukan penyerangan ke kantor Balaikota yang memang hanya berhadapan kantor dengan Mapolrestabes Makassar.

Anggota Satpol PP yang memang sedang jaga kantor itu kaget dan melakukan perlawanan hingga akhirnya belasan anggota Satpol luka-luka serta seorang anggota Sabhara Polda Sulsel Bripda Michael Abraham tewas dengan dua tusukan sangkur di pinggang kiri belakang serta punggungnya.