Beijing (ANTARA News) - Ekspor dan impor China jatuh lebih dari yang diperkirakan Juli lalu pada awal triwulan karena semakin melemahnya permintaan dunia menyusul keputusan Inggris meninggalkan Uni Eropa atau Brexit.

Impor China jatuh 12,5 persen pada periode itu dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Ini adalah kejatuhan paling besar sejak Februari silam, dan sekaligus menujukkan permintaan domestik China menurun kendati ada stimulasi pertumbuhan ekonomi.

"Saya kira (kejatuhan dalam impor) sebagian besar dari sisi permintaan," kata Ma Xiaoping, ekonom HSBC di Beijing seperti dikutip Reuters.

Upaya pemerintah memangkas overkapasitas bisa semakin merugikan permintaan pada beberapa triwulan ke depan, sambung Ma.

Ekspor China juga jatuh 4,4 persen, demikian Reuters, namun kemungkinan tekanan akan mengendur mulai Oktober nanti.