Tiga alasan Giggs tolak tangani timnas Wales
8 Agustus 2016 15:11 WIB
Manajer Louis van Gaal (tengah) dan asisten manajer Ryan Giggs (kiri) menyaksikan pertandingan saat pertandingan sepak bola Piala Liga Inggris melawan Milton Keynes Dons di stadiummk, Milton Keynes, Selasa (26/8). Manchester United kalah 0-4 dari tuan rumah Milton Keynes Dons. (ANTARA FOTO/REUTERS/Eddie Keogh/ox/14.)
Manchester (ANTARA News) - Legenda sepak bola Manchester United (MU) Ryan Giggs lebih memilih "jalan sendiri" dengan menolak menggantikan Chris Coleman menangani timnas Wales.
Giggs yang kini berusia 42 tahun hengkang setelah Jose Mourinho bertengger di Old Trafford. Sebelumnya ia sempat beberapa pekan meniti karier sebagai asisten pelatih bagi David Moyes dan Louis van Gaal.
Mourinho sebenarnya menyodorkan tawaran kepada Giggs untuk berperan di klub, meski bukan sebagai asisten pelatih. Mantan pemain senior itu kemudian memutuskan untuk meninggalkan markas Manchester United.
Giggs kemudian merintis langkah menjadi manajer di salah satu klub Liga Inggris, hanya saja ia kemudian menolak untuk menggantikan posisi yang tadinya dijabat Coleman sebagai manajer timnas Wales, sebagaimana dikutip dari laman ESPN.
Asosiasi sepak bola Wales menolak untuk mengangkat manajer anyar guna membesut timnas negeri itu ketika berlaga di Piala Eropa 2016.
"Tidak, Chris Coleman telah melakukan pekerjaannya secara menakjubkan," kata Giggs. Ini alasan pertama, bahwa Giggs menganggap kerja Coleman tidak mengecewakan.
Alasan kedua, Giggs ingin leluasa berkreasi membentuk tim sesuai dengan apa yang ia pikirkan.
"Sesungguhnya saya ingin menjadi pelatih, saya ingin menjadi manajer. Saya ingin punya tim sendiri. Tentu saja saya kokoh dengan cita-cita dan pendirian saya. Saya ingin berkreasi sesuai dengan apa yang saya pikirkan dalam menangani tim," katanya.
Alasan ketiga, Giggs merasa punya persiapan dan pengalaman memadai untuk menjadi pelatih di masa depan.
"Saya toh telah menjalani pendidikan. Saya punya pengalaman dua tahun bekerja di bawah arahan Louis (van Gaal). Pengalaman yang menakjubkan bagi saya sebagai pelatih muda untuk menyaksikan sendiri cara pelatih berpengalaman membesut tim," kata Giggs.
"Saya hanya ingin menjadi manajer di masa depan," katanya juga.
Giggs yang kini berusia 42 tahun hengkang setelah Jose Mourinho bertengger di Old Trafford. Sebelumnya ia sempat beberapa pekan meniti karier sebagai asisten pelatih bagi David Moyes dan Louis van Gaal.
Mourinho sebenarnya menyodorkan tawaran kepada Giggs untuk berperan di klub, meski bukan sebagai asisten pelatih. Mantan pemain senior itu kemudian memutuskan untuk meninggalkan markas Manchester United.
Giggs kemudian merintis langkah menjadi manajer di salah satu klub Liga Inggris, hanya saja ia kemudian menolak untuk menggantikan posisi yang tadinya dijabat Coleman sebagai manajer timnas Wales, sebagaimana dikutip dari laman ESPN.
Asosiasi sepak bola Wales menolak untuk mengangkat manajer anyar guna membesut timnas negeri itu ketika berlaga di Piala Eropa 2016.
"Tidak, Chris Coleman telah melakukan pekerjaannya secara menakjubkan," kata Giggs. Ini alasan pertama, bahwa Giggs menganggap kerja Coleman tidak mengecewakan.
Alasan kedua, Giggs ingin leluasa berkreasi membentuk tim sesuai dengan apa yang ia pikirkan.
"Sesungguhnya saya ingin menjadi pelatih, saya ingin menjadi manajer. Saya ingin punya tim sendiri. Tentu saja saya kokoh dengan cita-cita dan pendirian saya. Saya ingin berkreasi sesuai dengan apa yang saya pikirkan dalam menangani tim," katanya.
Alasan ketiga, Giggs merasa punya persiapan dan pengalaman memadai untuk menjadi pelatih di masa depan.
"Saya toh telah menjalani pendidikan. Saya punya pengalaman dua tahun bekerja di bawah arahan Louis (van Gaal). Pengalaman yang menakjubkan bagi saya sebagai pelatih muda untuk menyaksikan sendiri cara pelatih berpengalaman membesut tim," kata Giggs.
"Saya hanya ingin menjadi manajer di masa depan," katanya juga.
Penerjemah: AA Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016
Tags: