Perhotelan DIY sajikan menu Nusantara sambut HUT RI
4 Agustus 2016 20:38 WIB
Ilustrasi--Menu Nusantara. Salah satu bentuk dan penyusunan nasi tumpeng. Nasi yang biasanya diberi pewarna kuning dari kunyit dibentuk menjadi gunungan dan diimbuhi berbagai lauk-pauk dan pelengkap lain. Komposisi dan jenis penyusun sangat fleksibel tergantung pada selera dan hal-hal lain. (warungmarga.com)
Yogyakarta (ANTARA News) - Seluruh perhotelan di Daerah Istimewa Yogyakarta akan menyajikan menu masakan khas Nusantara selama momentum menyambut Hari Ulang Tahun ke-71 Kemerdekaan Republik Indonesia.
"Menu masakan yang disajikan harus menggambarkan identitas Nusantara mulai Sabang sampai Merauke," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Istijab M Danunagoro di Yogyakarta, Kamis.
Mulai dari hotel bintang satu hingga bintang lima, menurut Istijab, wajib menyajikan beberapa masakan Nusantara, tidak terkecuali bagi hotel yang telah menggunakan standar internasional secara terpusat.
"Bagi hotel-hotel bintang lima yang terikat standar hotel internasional juga tetap kami minta untuk ikut merayakan HUT RI dengan menyajikan masakan Nusantara," kata dia.
Menurut dia, selain ikut mempromosikan masakan Nusantara, penyediaan makanan tradisional khas Nusantara juga justru akan meningkatkan daya tarik hotel.
Ia menargetkan tingkat hunian kamar hotel atau okupansi selama masa peringatan HUT RI pada 17 Agustus mendatang akan mencapai 90 persen.
"Sekarang okupansi rata-rata masih 60-70 persen, kami yakin meningkat karena biasanya ada yang mengambil cuti untuk liburan di Yogyakarta," kata dia.
Ia mengatakan selain menyajikan makanan khas Nusantara, PHRI DIY juga telah meminta seluruh perhotelan di DIY untuk menghias interior maupun eksterior hotel dengan nuansa kemerdekaan RI.
"Wajib ada ornamen merah putih beserta replika miniatur yang menggambarkan sejarah perjuangan, misalnya patung tentara pelajar," kata dia.
Tahun lalu, PHRI DIY bersama dengan Ikatan Chef Indonesia membuat sebanyak 70 tumpeng dalam menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Pembuatan puluhan tumpeng yang berlangsung di Jogja Expo Center (JEC) saat itu diikuti oleh para chef yang berasal dari restoran dan hotel berbintang se-DIY.
"Untuk tahun ini memang belum ada rencana dan usulan membuat tumpeng lagi," kata Istijab.
"Menu masakan yang disajikan harus menggambarkan identitas Nusantara mulai Sabang sampai Merauke," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Istijab M Danunagoro di Yogyakarta, Kamis.
Mulai dari hotel bintang satu hingga bintang lima, menurut Istijab, wajib menyajikan beberapa masakan Nusantara, tidak terkecuali bagi hotel yang telah menggunakan standar internasional secara terpusat.
"Bagi hotel-hotel bintang lima yang terikat standar hotel internasional juga tetap kami minta untuk ikut merayakan HUT RI dengan menyajikan masakan Nusantara," kata dia.
Menurut dia, selain ikut mempromosikan masakan Nusantara, penyediaan makanan tradisional khas Nusantara juga justru akan meningkatkan daya tarik hotel.
Ia menargetkan tingkat hunian kamar hotel atau okupansi selama masa peringatan HUT RI pada 17 Agustus mendatang akan mencapai 90 persen.
"Sekarang okupansi rata-rata masih 60-70 persen, kami yakin meningkat karena biasanya ada yang mengambil cuti untuk liburan di Yogyakarta," kata dia.
Ia mengatakan selain menyajikan makanan khas Nusantara, PHRI DIY juga telah meminta seluruh perhotelan di DIY untuk menghias interior maupun eksterior hotel dengan nuansa kemerdekaan RI.
"Wajib ada ornamen merah putih beserta replika miniatur yang menggambarkan sejarah perjuangan, misalnya patung tentara pelajar," kata dia.
Tahun lalu, PHRI DIY bersama dengan Ikatan Chef Indonesia membuat sebanyak 70 tumpeng dalam menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Pembuatan puluhan tumpeng yang berlangsung di Jogja Expo Center (JEC) saat itu diikuti oleh para chef yang berasal dari restoran dan hotel berbintang se-DIY.
"Untuk tahun ini memang belum ada rencana dan usulan membuat tumpeng lagi," kata Istijab.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: