Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo berterima kasih kepada Koordinator Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar atas informasi dugaan keterlibatan aparat TNI dalam bisnis narkoba berdasarkan kesaksian terpidana mati kasus narkoba, Freddy Budiman.

"Saya ucapkan terima kasih kepada saudara Haris Azhar atas informasi yang disampaikan bahwa ada oknum bintang dua TNI (yang terlibat)," kata Gatot saat ditemui di Kantor Kemenko Polhukam di Jakarta, Kamis sore.

Dalam tulisan Haris Azhar yang berjudul "Cerita Busuk dari seorang Bandit: Kesaksian bertemu Freddy Budiman di Lapas Nusa Kambangan (2014)", Freddy mengatakan bahwa ia memberikan uang ratusan miliar rupiah kepada penegak hukum di Indonesia untuk melancarkan bisnis haramnya di Tanah Air.

"Dalam hitungan saya selama beberapa tahun kerja menyelundupkan narkoba, saya sudah memberi uang Rp450 miliar ke BNN. Saya sudah kasih Rp90 miliar ke pejabat tertentu di Mabes Polri. Bahkan saya menggunakan fasilitas mobil TNI bintang dua," kata Freddy seperti dikutip dari laman FB KontraS.

Menanggapi tulisan Haris Azhar yang telah tersebar ke publik, Panglima segera membentuk tim internal untuk menyelidiki kebenaran informasi keterlibatan perwira tinggi TNI yang dalam testimoni Freddy membantu menyalurkan narkoba dari Medan menuju Jakarta.

"(Prajurit) bintang dua berarti kan pangdam. Jelas kalau pangdam ambil narkoba lewat (jalur) darat dari Medan ke Jakarta pasti dikawal voorijder, apalagi dia meninggalkan wilayahnya," kata Gatot.

Proses penyelidikan dan pencarian fakta oleh tim internal TNI, menurut Panglima, akan melibatkan berbagai sumber termasuk keterangan dari Serma Supriyadi, mantan anggota TNI AU yang pada 2013 dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara atas dakwaan membantu meloloskan impor 1,4 juta butir ekstasi milik Freddy Budiman.

Penyelidikan atas tulisan Haris Azhar sekaligus menjadi momentum pembenahan dan introspeksi bagi internal TNI.

"Kejahatan ilegal ini pasti akan merapat pada aparat hukum, aparat pemerintah, termasuk TNI. Itu saya sadari betul makanya kita lakukan pembersihan (internal)," ujar dia.