Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengharapkan dana repatriasi dari program amnesti pajak dapat menjadi dana murah atau "current account saving account" sehingga turut memperbaiki likuiditas keuangan nasional.

"Dana repatriasi dari amnesti pajak diharapkan dapat memperbaiki likuiditas nasional, berharap menjadi CASA, tetapi apakah akan jadi dana murah, kami masih lihat perkembangannya karena orang yang mau repatriasi kan juga lihat yield," kata Wakil Direktur Utama BRI Sunarso di Jakarta, Rabu.

Ia menambahkan bahwa dalam rangka menyambut dana repatriasi dari program amnesti pajak, pihaknya telah menyiapkan sejumlah produk, salah satunya melakukan penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi senilai Rp20 triliun.

"Kami punya keinginan untuk melakukan PUB obligasi sampai Rp20 triliun, mungkin itu salah satu instrumen yang diminati oleh investor yang mau melakukan repatriasi," katanya.

Ia menambahkan bahwa pihaknya juga membentuk im dengan PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) untuk mendukung produk non bank dalam rangka menampung dana repatriasi.

"Dalam program amnesti pajak kita juga membentuk tim, untuk produk non bank yang melalui sekuritas kita didampingi oleh Bahana (BPUI)," katanya.

Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo menambahkan bahwa pihaknya telah menerima dana dari amnesti pajak berupa dana tebusan senilai Rp2 miliar, dan dana dari repatirasi yang masuk ke BRI senilai Rp9 miliar.

Ia mengemukakan bahwa jumlah amnesti pajak yang masuk sebanyak 68 akun dari dana tebusan, dan 2 akun dari dana repatriasi. Peserta amnesti pajak di BRI lebih banyak memilih produk investasi deposito.