Oslo (ANTARA News) - Beberapa ikan bisa mengatasi perubahan kimia lautan terkait pemanasan global dengan secara permanen menyiapkan pertahanan tubuh mereka seperti yang mereka gunakan pada malam hari, ketika air laut tidak ramah bagi mereka, menurut hasil studi yang dipublikasikan Senin (1/8).
Karbon dioksida buatan manusia yang dilepas ke udara melalui pembakaran bahan bakar fosil membentuk asam lemah saat tercampur dengan air dan itu bisa membahayakan kehidupan laut.
Menurut penelitian yang terbit di jurnal Nature Climate Change, ikan menyesuaikan tubuh mereka setiap hari karena tingkat karbon dioksida alami di laut memuncak pada malam hari dan menurun saat siang hari ketika alga, rumput laut dan tumbuhan lain menyerap karbon dioksida untuk menghasilkan energi.
Studi terhadap damselfish atau ikan betok berduri, spesies kecil dari Great Barrier Reef Australia, menunjukkan bahwa mereka bisa mengatasi level karbon dioksida di air dengan sangat baik dan menghasilkan keturunan dengan jam tubuh fleksibel yang membantu mereka berdaptasi dengan pengasaman.
"Tampaknya keturunan yang toleran mungkin menyesuaikan jam sirkadian mereka seolah-olah selalu malam," kata Timothy Ravasi, salah satu penulis hasil penelitian dari King Abdullah University of Science and Technology di Arab Saudi.
Para ilmuwan memelihara ikan betok abu-abu dan putih di air dengan tingkat karbon dioksida sebanding dengan yang diperkirakan terjadi dalam beberapa dekade ke depan dan memeriksa perubahan gen dan protein di otak mereka.
Philip Munday, penulis studi yang lain dari James Cook University di Australia, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa temuan itu merupakan "mungkin berita baik" karena menunjukkan bagaimana ikan beradaptasi dengan keasaman.
Tetapi menurut dia para peneliti masih memerlukan lebih banyak studi lanjutan untuk melihat sejauh mana gen yang menguntungkan itu dapat diturunkan.
Dan juga ada faktor perusak lainnya yang berkaitan dengan perubahan iklim, seperti kenaikan suhu laut yang dapat membuat ikan berhenti berkembang biak.
Pada 2014, ilmuwan dari panel iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan "pengasaman menimbulkan risiko mendasar terhadap terhadap ekosistem laut" jika emisi gas rumah kaca naik ke tingkat sedang hingga tinggi pada abad ini.
Pengasaman membuat makhluk seperti kerang atau lobster sulit menumbuhkan cangkang pelindung. Studi lainnya menunjukkan hal tersebut juga dapat mengganggu sifat ikan, mulai dari hiu hingga salmon.
Siasat ikan menghadapi pemanasan global
2 Agustus 2016 12:16 WIB
Ikan betok (Wikimedia Commons)
Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016
Tags: