Rupiah Senin sore Rp13.057 per dolar AS
1 Agustus 2016 18:13 WIB
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin sore, bergerak menguat sebesar 55 poin menjadi Rp13.057 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.112 per dolar AS. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/nz/16).
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin sore, bergerak menguat sebesar 55 poin menjadi Rp13.057 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.112 per dolar AS.
"Laju mata uang rupiah melanjutkan penguatannya menyusul data inflasi Juni 2016 yang dirilis relatif stabil," kata analis dari PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Senin.
Ia menambahkan bahwa eforia dari kebijakan perombakan susunan Kabinet Kerja dan amnesti pajak yang masih berlangsung juga turut mendukung laju mata uang domestik terhadap dolar AS.
"Diproyeksikan eforia reshuffle kabinet serta amnesti pajak bisa bertahan dalam jangka panjang, apalagi fundamental ekonomi domestik juga masih baik," katanya.
Ia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal II 2016 dapat di atas periode sebelumnya yang sebesar 4,92 persen.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan bahwa pelemahan dolar AS juga dipengaruhi oleh respon negatif pelaku pasar terhadap rilis pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang cenderung melambat pada kuartal II 2016.
Ia mengemukakan bahwa Produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat pada tingkat tahunan sebesar 1,2 persen pada kuartal kedua 2016, di bawah konsensus pasar 2,6 persen.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada hari Senin ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.080 dibandingkan hari sebelumnya Jumat (29/7) Rp13.094.
"Laju mata uang rupiah melanjutkan penguatannya menyusul data inflasi Juni 2016 yang dirilis relatif stabil," kata analis dari PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Senin.
Ia menambahkan bahwa eforia dari kebijakan perombakan susunan Kabinet Kerja dan amnesti pajak yang masih berlangsung juga turut mendukung laju mata uang domestik terhadap dolar AS.
"Diproyeksikan eforia reshuffle kabinet serta amnesti pajak bisa bertahan dalam jangka panjang, apalagi fundamental ekonomi domestik juga masih baik," katanya.
Ia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal II 2016 dapat di atas periode sebelumnya yang sebesar 4,92 persen.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan bahwa pelemahan dolar AS juga dipengaruhi oleh respon negatif pelaku pasar terhadap rilis pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang cenderung melambat pada kuartal II 2016.
Ia mengemukakan bahwa Produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat pada tingkat tahunan sebesar 1,2 persen pada kuartal kedua 2016, di bawah konsensus pasar 2,6 persen.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada hari Senin ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.080 dibandingkan hari sebelumnya Jumat (29/7) Rp13.094.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: