Peradah Bali prihatin dengan rusuh Tanjung Balai
1 Agustus 2016 16:44 WIB
Suasana Vihara Tri Ratna pascakerusuhan yang terjadi di Tanjung Balai, Sumatera Utara, Sabtu (30/7). Kerusuhan yang terjadi di Tanjung Balai pada Jumat (29/7) menyebabkan sejumlah vihara dan kelenteng rusak. (ANTARA FOTO/Anton/P003)
Denpasar (ANTARA News) - Ketua Dewan Pimpinan Provinsi Perhimpunan Pemuda Hindu (DPP Peradah) Bali Ida Ayu Made Purnamaningsih prihatin dengan kerusuhan di Tanjung Balai, Sumatera Utara pada Jumat malam (29/7).
"Kami prihatin dengan peristiwa kerusuhan di Tanjung Balai, Sumatera Utara yang menyebabkan sejumlah tempat ibadah terbakar," katanya di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan kejadian itu semestinya tidak terjadi, jika pemerintah dan tokoh masyarakat melakukan komunikasi secara intensif dan berkelanjutan.
Masalah ketersinggungan yang menyangkut kepercayaan akan cepat direspon, walau belum tentu informasi yang didapat oleh massa tersebut benar adanya.
"Bangsa Indonesia yang beraneka ragam, suku, agama dan antargolongan adanya komunikasi secara intensif, dan pemerintah mampu mengelola negara tersebut secara adil, tanpa membedakan agama dan ras," kata Purnamaningsih yang juga mahasiswi Prodi Magister Ilmu Komunikasi, Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar.
"Semua ajaran agama mengajarkan kebenaran dan kedamaian. Namun peran pemerintah pusat (Kementerian Agama), pemerintah daerah, Forum Kerukunan antar-Umat Beragama (FKUB) sangat diperlukan untuk mencapai kedamaian dan ketentraman bangsa Indonesia."
"Bisa saja terprovokasi dengan menyebarnya media sosial (sosmed), yang belum tentu kebenaran beritanya " ujarnya.
"Kami prihatin dengan peristiwa kerusuhan di Tanjung Balai, Sumatera Utara yang menyebabkan sejumlah tempat ibadah terbakar," katanya di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan kejadian itu semestinya tidak terjadi, jika pemerintah dan tokoh masyarakat melakukan komunikasi secara intensif dan berkelanjutan.
Masalah ketersinggungan yang menyangkut kepercayaan akan cepat direspon, walau belum tentu informasi yang didapat oleh massa tersebut benar adanya.
"Bangsa Indonesia yang beraneka ragam, suku, agama dan antargolongan adanya komunikasi secara intensif, dan pemerintah mampu mengelola negara tersebut secara adil, tanpa membedakan agama dan ras," kata Purnamaningsih yang juga mahasiswi Prodi Magister Ilmu Komunikasi, Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar.
"Semua ajaran agama mengajarkan kebenaran dan kedamaian. Namun peran pemerintah pusat (Kementerian Agama), pemerintah daerah, Forum Kerukunan antar-Umat Beragama (FKUB) sangat diperlukan untuk mencapai kedamaian dan ketentraman bangsa Indonesia."
"Bisa saja terprovokasi dengan menyebarnya media sosial (sosmed), yang belum tentu kebenaran beritanya " ujarnya.
Pewarta: I Komang Suparta
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016
Tags: