Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengatakan insiden kerusuhan di Kota Tanjungbalai, Provinsi Sumatera Utara agar jangan melebar ke wilayah lain.

"Kapolri sudah saya perintahkan langsung untuk detik itu juga turun ke lapangan untuk menyelesaikan terutama mengumpulkan tokoh-tokoh sehingga jangan sampai isu sara seperti itu melebar ke mana-mana," kata Jokowi ditemui di Galeri Nasional, Jakarta pada Senin.

Menurut Jokowi, seluruh masyarakat perlu mengambil pelajaran dari kejadian tersebut dengan bersama-sama dapat saling mengayomi.

Presiden meminta seluruh masyarakat untuk saling mengutamakan rasa toleransi dan tenggang rasa untuk mencegah pertikaian.

"Yang mayoritas mengayomi yang minoritas, yang minoritas juga saling bertoleransi karena kita ini, kekuatan kita ini adalah keberagaman," jelas Jokowi.

Sejumlah tokoh masyarakat yang telah melakukan pertemuan dan koordinasi di Tanjungbalai diharapkan Presiden dapat menyelesaikan masalah tersebut.

Kepala Negara juga mengatakan pemerintah akan menindak tegas seluruh pihak yang melakukan tindakan anarkis, termasuk sikap main hakim sendiri.

Presiden menjelaskan isu perbedaan suku, agama, dan ras (sara) perlu ditiadakan untuk membangun Indonesia menjadi lebih maju.

Sebelumnya, terjadi kerusuhan berlatarbelakang SARA di Tanjungbalai pada Jumat petang (29/7).

Aparat keamanan, terdiri dari Polisi dan TNI, beserta tokoh masyarakat setempat berhasil mengendalikan situasi menjadi kembali kondusif.

Sementara itu, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian mengatakan kerusuhan di Tanjungbalai merupakan kesalahpahaman antara tetangga.

Kesalahpahaman tersebut di-"posting" di media sosial yang disertai isu negatif sehingga menyulut kerusuhan.

Selain itu, Polres Tanjungbalai, Polda Sumatera Utara, telah berhasil menahan empat tersangka yang diduga pelaku kerusuhan berujung pembakaran Vihara dan Klenteng di kota itu.