Padang (ANTARA News) - Pakar Ilmu Ekonomi dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang, Sumatera Barat (Sumbar) Irsadunas menilai transaksi non tunai tidak mempengaruhi kenaikan atau penurunan tingkat inflasi.

"Secara teoritis, baik bertransaksi dengan uang giral atau uang kartal, Jumlah Uang Beredar (JUB akan tetap sama," kata dia di Padang, Minggu.

Ia mengatakan sebenarnya uang beredar itu akan tetap sama saja, baik itu menggunakan transaksi non tunai ataupun tunai.

Menurutnya, transaksi non tunai hanya berpengaruh terhadap kenyamanan dalam bertransaksi serta kurangnya biaya pencetakan untuk uang kartal.

"Sebenarnya lebih baik bertansaksi non tunai daripada tunai karena lebih mudah dan aman dalam bertransaksi," ujarnya.

Hal itu disebabkan bertansaksi non tunai bisa dilakukan di satu tempat saja, tanpa haarus membawa uang tunai saat berpergian.

Senada dengan itu, Kepala Kantor BI Perwakilan Sumbar Puji Atmoko mengatakan semakin gencarnya dorongan pada masyarakat untuk melakukan transaksi non tunai sebenarnya tidak berpengaruh terhadap inflasi yang menjadi perhitungan perkembangan perekonomian sebuah negara.

"Kalau pengaruh langsungnya tidak ada, namun untuk hal-hal lain bisa saja berpengaruh seperti terkait stabilitas pasar," ujarnya.

Menurutnya, hal yang mempengaruhi inflasi tersebut hanya permintaan dan penawaran saja serta barang yang beredar.

Ia menjelaskan karena transaksi non tunai tidak mempengaruhi inflasi, pihaknya tentu akan selalu mendorong realisasinya hingga pasar-psar tradisional termasuk di Sumbar.

Sama seperti yang telah dilakukan di luar negeri sehingga pasar hanya sebagai arena serah terima barang saja, apalagi wisatawan atau orang asing yang datang ke Sumbar telah terbiasa dengan transaksi non tunai itu.