Angkatan Laut Rusia dan China akan gelar latihan di LCS
31 Juli 2016 13:43 WIB
Peta konflik klaim wilayah antar-negara di Laut China Selatan. China mengklaim hampir semua Laut China Selatan sebagai milik kedaulatan mereka. Argumen yang dikemukakan adalah Laut China Selatan merupakan perairan penangkapan ikan tradisional mereka, hal yang tidak dikenal dan diakui dunia. China mendasarkan klaim sepihak itu pada sembilan garis putus-putus yang tidak pernah dinyatakan secara resmi dan eksak titik-titik koordinatnya. (inquirer.net)
Jakarta (ANTARA News) - Angkatan Laut Rusia dan China disebut akan menggelar latihan bersama di Laut China Selatan, pada September nanti, dalam latihan bersama yang diberi nama Joint Sea 2016.
Kebersamaan militer Rusia dan China secara terang benderang di Laut China Selatan pasca kisruh klaim sepihak China di perairan internasional seperti ini baru kali ini terjadi. Rusia, secara diplomatik, militer, ataupun ekonomi, selama ini tidak pernah muncul di tengah konflik bernuansa militer di Laut China Selatan.
Sumber di Kementerian Pertahanan China, seturut www.janes.com, Minggu, menyatakan, Joint Sea sebagai forum latihan bersama Rusia dan China telah digelar pertama kali empat tahun lalu.
Menurut sumber itu, latihan bersama Joint Sea 2016 Angkatan Laut Rusia dan Angkatan Laut China ini bertujuan meningkatkan kemampuan kedua angkatan laut untuk bersama-sama menangani ancaman keamanan maritim di sana.
Angkatan Laut Rusia merupakan operator kapal selam dengan persenjataan lintas benua strategis paling intensif dan paling canggih hingga saat ini, walau embargo ekonomi kepada mereka masih berlaku pasca aneksasi semenanjung Krimea-Ukraina, di Laut Hitam.
Klaim sepihak China atas hampir seluruh perairan Laut China Selatan dimentahkan Mahkamah Permanen Arbitrase PBB, di Den Haag, Belanda, pada 12 Juli lalu.
Walaupun China adalah salah satu negara penandatangan UNCLOS 1982, namun dia menolak ketetapan Mahkamah Permanen Arbitrase PBB yang bersidang atas gugatan Filipina, sebagai salah satu negara ASEAN pengklaim kawasan perairan internasional itu.
China menolak internasionalisasi konflik klaim sepihak di Laut China Selatan itu sejak dasawarsa ’70-an akhir. China selalu mengondisikan agar keberatan-keberatan atas klaim mereka itu dibicarakan secara bilateral dengan negara yang keberatan.
Kebersamaan militer Rusia dan China secara terang benderang di Laut China Selatan pasca kisruh klaim sepihak China di perairan internasional seperti ini baru kali ini terjadi. Rusia, secara diplomatik, militer, ataupun ekonomi, selama ini tidak pernah muncul di tengah konflik bernuansa militer di Laut China Selatan.
Sumber di Kementerian Pertahanan China, seturut www.janes.com, Minggu, menyatakan, Joint Sea sebagai forum latihan bersama Rusia dan China telah digelar pertama kali empat tahun lalu.
Menurut sumber itu, latihan bersama Joint Sea 2016 Angkatan Laut Rusia dan Angkatan Laut China ini bertujuan meningkatkan kemampuan kedua angkatan laut untuk bersama-sama menangani ancaman keamanan maritim di sana.
Angkatan Laut Rusia merupakan operator kapal selam dengan persenjataan lintas benua strategis paling intensif dan paling canggih hingga saat ini, walau embargo ekonomi kepada mereka masih berlaku pasca aneksasi semenanjung Krimea-Ukraina, di Laut Hitam.
Klaim sepihak China atas hampir seluruh perairan Laut China Selatan dimentahkan Mahkamah Permanen Arbitrase PBB, di Den Haag, Belanda, pada 12 Juli lalu.
Walaupun China adalah salah satu negara penandatangan UNCLOS 1982, namun dia menolak ketetapan Mahkamah Permanen Arbitrase PBB yang bersidang atas gugatan Filipina, sebagai salah satu negara ASEAN pengklaim kawasan perairan internasional itu.
China menolak internasionalisasi konflik klaim sepihak di Laut China Selatan itu sejak dasawarsa ’70-an akhir. China selalu mengondisikan agar keberatan-keberatan atas klaim mereka itu dibicarakan secara bilateral dengan negara yang keberatan.
Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016
Tags: