386 keluarga mengungsi akibat banjir di Cilacap
29 Juli 2016 21:53 WIB
warga melihat banjir yang menggenangi permukiman di Kampung Sewu, Jebres, Solo, Jawa Tengah, Minggu (19/6/2016). Sejumlah kawasan di Solo terendam banjir akibat meluapnya Sungai Bengawan Solo karena hujan lebat dari Sabtu (18/6/2016) sore hingga Minggu (19/6/2016) dini hari, sehingga ratusan warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. (ANTARA FOTO/Maulana Surya)
Cilacap (ANTARA News) - Sebanyak 386 keluarga dilaporkan mengungsi di tiga lokasi akibat banjir yang melanda Desa Kalijeruk, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
"Saat ini, tinggi genangan air sudah mulai surut tapi ada 386 keluarga atau sekitar 1.000 jiwa yang mengungsi di Balai Desa Kalijeruk, masjid, dan MTs," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap Tri Komara Sidhy di Cilacap, Jumat malam.
Ia mengatakan banjir yang melanda Desa Kalijeruk, Kecamatan Kawunganten, terjadi akibat luapan Sungai Kawunganten pascahujan lebat yang mengguyur sebagian besar wilayah Cilacap pada Kamis (28/7) malam.
Menurut dia, genangan air tertinggi di Desa Kalijeruk mencapai 80 centimer sehingga masuk ke rumah-rumah warga.
"Banjir juga sempat menggenangi beberapa desa di Kecamatan Kawunganten seperti Rawajaya tapi sekarang sudah surut," katanya.
Terkait penanganan pengungsi di Desa Kalijeruk, dia mengatakan pihaknya telah menyalurkan bantuan makanan dan kebutuhan lainnya bagi warga yang mengungsi.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan hujan lebat disertai angin kencang dan petir yang terjadi pada Kamis (28/7) malam akibat pengaruh badai Mirinae di perairan sekitar Vietnam dan tekanan rendah di Samudra Hindia barat daya Sumatra.
"Hujan yang disertai angin kencang itu juga terjadi di Tegal, Magelang, dan beberapa wilayah lainnya di Jawa Tengah," katanya.
"Saat ini, tinggi genangan air sudah mulai surut tapi ada 386 keluarga atau sekitar 1.000 jiwa yang mengungsi di Balai Desa Kalijeruk, masjid, dan MTs," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap Tri Komara Sidhy di Cilacap, Jumat malam.
Ia mengatakan banjir yang melanda Desa Kalijeruk, Kecamatan Kawunganten, terjadi akibat luapan Sungai Kawunganten pascahujan lebat yang mengguyur sebagian besar wilayah Cilacap pada Kamis (28/7) malam.
Menurut dia, genangan air tertinggi di Desa Kalijeruk mencapai 80 centimer sehingga masuk ke rumah-rumah warga.
"Banjir juga sempat menggenangi beberapa desa di Kecamatan Kawunganten seperti Rawajaya tapi sekarang sudah surut," katanya.
Terkait penanganan pengungsi di Desa Kalijeruk, dia mengatakan pihaknya telah menyalurkan bantuan makanan dan kebutuhan lainnya bagi warga yang mengungsi.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan hujan lebat disertai angin kencang dan petir yang terjadi pada Kamis (28/7) malam akibat pengaruh badai Mirinae di perairan sekitar Vietnam dan tekanan rendah di Samudra Hindia barat daya Sumatra.
"Hujan yang disertai angin kencang itu juga terjadi di Tegal, Magelang, dan beberapa wilayah lainnya di Jawa Tengah," katanya.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Tags: