Masterplan arsitektur keuangan Islam Indonesia siap diluncurkan
29 Juli 2016 03:15 WIB
Staf Ahli Kementerian Keuangan Bidang Makro Ekonomi dan Keuangan Andin Hadiyanto (kiri) bersama Sekjen World Islamic Economic Forum (WIEF) Tan Sri Ahmad Fuzi Abu Bakar usai memberikan keterangan kepada wartawan jelang pelaksanaan WIEF ke-12 di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (28/7/2016). (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Jakarta (ANTARA News) - Staf Ahli Kementerian Keuangan Bidang Makro Ekonomi dan Keuangan Andin Hadiyanto mengatakan rencana aksi (masterplan) arsitektur keuangan Islam Indonesia akan diluncurkan dalam World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-12.
"Masterplan itu berisikan kebijakan dan rencana tindak, mulai dari pembangunan infrastruktur untuk memberikan kemudahan akses dan mobilitas sumber daya keuangan yang diperlukan," kata Andin dalam jumpa pers penyelenggaraan WIEF ke-12 di Jakarta, Kamis.
Andin mengatakan mobilitas sumber daya tersebut termasuk dukungan fiskal dan moneter serta peningkatan kapasitas dalam penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tujuannya untuk meningkatkan kualitas produk serta daya saing.
Selain itu, rencana aksi itu juga mencakup perluasan instrumen investasi syariah, mekanisme penguatan modal untuk meningkatkan daya ungkit industri keuangan syariah dan perbaikan sistem pendidikan ekonomi serta keuangan syariah.
"Perbaikan sistem pendidikan ini untuk mencetak sumber daya manusia yang mampu bersaing di pasar internasional secara terbuka dan kompetitif, serta mencakup adanya penyusunan peta jalan e-dagang syariah," kata Andin.
Peluncuran rencana aksi ini merupakan hasil dari pelaksanaan WIEF selain beberapa kesepakatan yang melibatkan Jakarta Industrial Estate Pulogadung dan PT Pelabuhan Indonesia II (IPC) serta Indonesia Stock Exchange dan Malaysia Stock Exchange.
Indonesia akan menjadi tempat penyelenggaraan WIEF ke-12 yang berlangsung di Jakarta pada 2-4 Agustus 2016 serta menurut rencana dihadiri oleh kepala negara, pemimpin dunia dan pembicara internasional.
Forum WIEF merupakan tempat berkumpulnya para pemimpin dunia, pemimpin industri, akademia, para ahli regional, para profesional maupun manajer perusahaan untuk mendiskusikan peluang kemitraan bisnis di dunia muslim.
Saat ini, WIEF sedang berkembang menjadi forum yang terbuka bukan hanya bagi komunitas muslim diluar negara-negara OKI, namun juga komunitas non muslim di seluruh dunia.
Penyelenggaraan WIEF ke-12 ini akan dihadiri oleh 2.500 delegasi dari 69 negara dan 152 tamu penting termasuk pemimpin dunia, enam menteri, 51 pembicara forum, 55 pembicara program pelengkap, 15 presenter dan 16 pelaku pertukaran bisnis.
Tema utama WIEF ke-12 adalah "Mendesentralisasikan Pertumbuhan, Memberdayakan Bisnis di Masa Depan" dengan 12 sub tema yang akan mewarnai berbagai sesi diskusi.
Sub tema tersebut antara lain pembiayaan infrastruktur, industri halal, desain dan busana muslim, pembiayaan UKM, inovasi teknologi, bisnis startup wiraswasta muda, peran wanita dalam e-dagang, ekonomi konsumer dan keuangan syariah.
"Masterplan itu berisikan kebijakan dan rencana tindak, mulai dari pembangunan infrastruktur untuk memberikan kemudahan akses dan mobilitas sumber daya keuangan yang diperlukan," kata Andin dalam jumpa pers penyelenggaraan WIEF ke-12 di Jakarta, Kamis.
Andin mengatakan mobilitas sumber daya tersebut termasuk dukungan fiskal dan moneter serta peningkatan kapasitas dalam penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tujuannya untuk meningkatkan kualitas produk serta daya saing.
Selain itu, rencana aksi itu juga mencakup perluasan instrumen investasi syariah, mekanisme penguatan modal untuk meningkatkan daya ungkit industri keuangan syariah dan perbaikan sistem pendidikan ekonomi serta keuangan syariah.
"Perbaikan sistem pendidikan ini untuk mencetak sumber daya manusia yang mampu bersaing di pasar internasional secara terbuka dan kompetitif, serta mencakup adanya penyusunan peta jalan e-dagang syariah," kata Andin.
Peluncuran rencana aksi ini merupakan hasil dari pelaksanaan WIEF selain beberapa kesepakatan yang melibatkan Jakarta Industrial Estate Pulogadung dan PT Pelabuhan Indonesia II (IPC) serta Indonesia Stock Exchange dan Malaysia Stock Exchange.
Indonesia akan menjadi tempat penyelenggaraan WIEF ke-12 yang berlangsung di Jakarta pada 2-4 Agustus 2016 serta menurut rencana dihadiri oleh kepala negara, pemimpin dunia dan pembicara internasional.
Forum WIEF merupakan tempat berkumpulnya para pemimpin dunia, pemimpin industri, akademia, para ahli regional, para profesional maupun manajer perusahaan untuk mendiskusikan peluang kemitraan bisnis di dunia muslim.
Saat ini, WIEF sedang berkembang menjadi forum yang terbuka bukan hanya bagi komunitas muslim diluar negara-negara OKI, namun juga komunitas non muslim di seluruh dunia.
Penyelenggaraan WIEF ke-12 ini akan dihadiri oleh 2.500 delegasi dari 69 negara dan 152 tamu penting termasuk pemimpin dunia, enam menteri, 51 pembicara forum, 55 pembicara program pelengkap, 15 presenter dan 16 pelaku pertukaran bisnis.
Tema utama WIEF ke-12 adalah "Mendesentralisasikan Pertumbuhan, Memberdayakan Bisnis di Masa Depan" dengan 12 sub tema yang akan mewarnai berbagai sesi diskusi.
Sub tema tersebut antara lain pembiayaan infrastruktur, industri halal, desain dan busana muslim, pembiayaan UKM, inovasi teknologi, bisnis startup wiraswasta muda, peran wanita dalam e-dagang, ekonomi konsumer dan keuangan syariah.
Pewarta: Satyagraha
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016
Tags: