BI: perekonomian Indonesia akan terus membaik
28 Juli 2016 19:40 WIB
Menteri Hasil Perombakan Kabinet. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (tengah) menjawab sejumlah pertanyaan wartawan usai mengikuti pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (27/7/2016). Presiden Joko Widodo melakukan perombakan terhadap 12 menteri dan satu kepala badan dalam Kabinet Kerja. (ANTARA/Widodo S. Jusuf)
Bandarlampung (ANTARA News) - Bank Indonesia menyebutkan bahwa perekonomian Indonesia akan terus membaik seiring dengan terjaganya stabilitas perekonomian, berlanjutnya stimulus fiskal, dan implementasi reformasi struktural.
"Dalam jangka menengah, ekonomi Indonesia memiliki prospek mencapai pertumbuhan yang kebih tinggi, inklusif, dan berkelanjutan," kata Direktur Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Solikin M Juhro, di Bandarlampung, Kamis.
Ia menyebutkan konsistensi implementasi reformasi struktural merupakan kunci bagi tercapainya prospek perekonomian domestik.
Menurutnya, ditengah berbagai tantang eksternal dan domestik, kinerja perekonomian Indonesia selama tahun 2015 mencatat perkembangan positif. Stabilitas makro ekonomi semakin membaik dan stabilitas sistem keuangan terpelihara.
"Setelah sempat melambat, pertumbuhan ekonomi mulai meningkat pada semester II 2015," katanya.
Ia menjelaskan, kebrehasilan tersebut ditopang oleh kebijakan Bank Indonesia yang terukur serta koordinasi yang erat dengan pemerintah guna mengawal stabilitas, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan mempercepat reformasi struktural.
Namun demikian menurut Solikin, konsistensi implementasi reformasi struktural harus terus dilakukan seperti mengoptimalkan infrastruktur jalan, listrik, irigasi, dan lainnya termasuk pengembangan sumber daya manusianya.
Selain itu, adanya keterikatan antara pemangku kepentingan di daerah maupun nasional terkait solusi menyangkut permasalahan perekonomian agar tumbuh dan berkelanjutan.
Di sisi lain, lanjutnya, diversifikasi ekonomi harus pula dioptimalkan untuk mendorong perekonoman secara berkelanjutan.
"Ekonomi Indonesia harus tumbuh dan naik kelas, tidak pada kisaran 4,8 hingga 5,5 persen. Kita mampu ekonomi di atas 6 persen asal berbagai upaya dilakukan salah satunya dengan melakukan diversifikasi ekonomi," tambahnya.
"Dalam jangka menengah, ekonomi Indonesia memiliki prospek mencapai pertumbuhan yang kebih tinggi, inklusif, dan berkelanjutan," kata Direktur Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Solikin M Juhro, di Bandarlampung, Kamis.
Ia menyebutkan konsistensi implementasi reformasi struktural merupakan kunci bagi tercapainya prospek perekonomian domestik.
Menurutnya, ditengah berbagai tantang eksternal dan domestik, kinerja perekonomian Indonesia selama tahun 2015 mencatat perkembangan positif. Stabilitas makro ekonomi semakin membaik dan stabilitas sistem keuangan terpelihara.
"Setelah sempat melambat, pertumbuhan ekonomi mulai meningkat pada semester II 2015," katanya.
Ia menjelaskan, kebrehasilan tersebut ditopang oleh kebijakan Bank Indonesia yang terukur serta koordinasi yang erat dengan pemerintah guna mengawal stabilitas, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan mempercepat reformasi struktural.
Namun demikian menurut Solikin, konsistensi implementasi reformasi struktural harus terus dilakukan seperti mengoptimalkan infrastruktur jalan, listrik, irigasi, dan lainnya termasuk pengembangan sumber daya manusianya.
Selain itu, adanya keterikatan antara pemangku kepentingan di daerah maupun nasional terkait solusi menyangkut permasalahan perekonomian agar tumbuh dan berkelanjutan.
Di sisi lain, lanjutnya, diversifikasi ekonomi harus pula dioptimalkan untuk mendorong perekonoman secara berkelanjutan.
"Ekonomi Indonesia harus tumbuh dan naik kelas, tidak pada kisaran 4,8 hingga 5,5 persen. Kita mampu ekonomi di atas 6 persen asal berbagai upaya dilakukan salah satunya dengan melakukan diversifikasi ekonomi," tambahnya.
Pewarta: Agus Wira Sukarta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Tags: