Kemensos luncurkan e-warung untuk jangkau keluarga PKH
28 Juli 2016 19:21 WIB
Mensos Sampaikan Program E-Warung. Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyampaikan paparan saat menghadiri Rapat Pleno PBNU di Ponpes Kempek, Cirebon, Jawa Barat, Minggu (24/7/2016). Dalam Kunjungannya Mensos meminta PBNU untuk mendukung program E-Warung yang diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat. (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)
Malang (ANTARA News) - Kota Malang, Jawa Timur, ditetapkan sebagai laboratorium warung elektronik (e-warung) yang ditandai dengan peluncuran e-warung Kelompok Usaha Bersama oleh Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin Kementerian Sosial RI, Andi Za Dulung, Kamis.
"Kami menjadikan Kota Malang sebagai laboratorium e-warung. Sesuai arahan Presiden yang ingin memperluas cara bayar nontunai dan tersosialisasi secara merata ke bawah agar kita bisa masuk peringkat dalam penggunaan elektronic money. Semua yang masuk wilayah e-warung akan menerima bantuan nontunai," kata Andi di sela peluncuran e-warung di Kantor Dians Sosial Kota Malang.
E-warung yang diluncurkan tersebut adalah e-warung Mandiri Berkah Jaya Kelurahan Polehan yang melayani 915 kepala keluarga Program Keluarga Harapan (PKH), e-warung Mandiri Sejahtera Kelurahan Madypuro melayani 1.030 KK PKH, e-warung Srikandi Kelurahan Bareng melayani 410 KK PKH, serta e-warung Sukun Sejahtera yang melayani 1.142 KK PKH.
Sebelumnya Kota Malang juga telah memiliki e-warung KUBE PKH Kelurahan Tunjungsekar yang diresmikan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa pada bulan Ramadhan lalu. Dengan diluncurkannya empat e-warung baru, Kota Malang memiliki lima e-warung.
Lebih lanjut, Andi mengatakan e-warung ini merupakan pengembangan warung berbasis e-payment atau pembayaran nontunai. Dengan sistem e-payment tersebut, bila yang biasanya kembalian uang diganti permen, sekarang tidak ada. Jadi uang yang beredar lebih sedikit dan semua perputaran uang bisa lebih tercatat.
"Masyarakat tidak tahu bahwa bahan uang itu lebih mahal dari nilainya. Misalkan saja uang Rp2 ribu, nilai pembuatanya lebih dari Rp2 ribu. Kemensos menangkap hal itu, kenapa selama ini PKH hanya jadi penonton, kenapa mereka tak dijadikan subjek dengan tujuan membantu daya beli masyarakat, kemiskinan pun bisa terentaskan," urainya.
E-warung yang diluncurkan Kemensos tersebut merupakan layanan jual beli sembako yang terdiri dari beras, tepung, minyak goreng dan telur. Pembelian atau pengambilannya tidak memakai uang tunai.
E-warung berbasis kartu dan sistemnya hampir sama dengan ATM, namun di dalam e-voucver nantinya terbagi menjadi beberapa rekening, yaitu rekening raskin, rekening PKH yang mendapat bantuan 3 bulan sekali sekitar Rp300 ribuan. E-Voucher raskin hanya dapat ditukarkan seperti sembako dan tidak dapat di uangkan, namun untuk PKH bisa diuangkan.
"E-warung ini tempat menjual sembako murah dan juga sebagai agen bank. Semua berbelanja dengan e-payment, jadi tak ada uang cash sama sekali," ucapnya.
Keuntungan lain dari e-warung tersebut, kata Andi, Bulog tidak perlu menggelar spanduk dan membawa truk kemana- mana untuk menyuplai barang di satu tempat saja. "Suksesnya e-warung ini kuncinya adalah lurah, camat, serta pendamping harus bertanggung jawab. Inilah era perubahan," urainya.
Sementara itu Wakil Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan hari ini masyarakat Kota Malang melangkah untuk meretas kemiskinan dan menjadikan warga kota ini sejahtera yang ditandai dengan peluncuran e-warung dengan jangkauan lebih luas lagi.
Ia mengaku sangat mengapresiasi langkah dari Kemensos RI yang cepat dalam melakukan inovasi untuk mengetaskan kemiskinan. Jika sebelumnya e-warung hanya di kelurahan Tunjungsekar, kali ini sudah merata ke seluruh kecamatan di Kota Malang.
"Mudah-mudahan ke depan keberadaan e-warung ini juga menyentuh setiap kelurahan," ujarnya.
"Kami menjadikan Kota Malang sebagai laboratorium e-warung. Sesuai arahan Presiden yang ingin memperluas cara bayar nontunai dan tersosialisasi secara merata ke bawah agar kita bisa masuk peringkat dalam penggunaan elektronic money. Semua yang masuk wilayah e-warung akan menerima bantuan nontunai," kata Andi di sela peluncuran e-warung di Kantor Dians Sosial Kota Malang.
E-warung yang diluncurkan tersebut adalah e-warung Mandiri Berkah Jaya Kelurahan Polehan yang melayani 915 kepala keluarga Program Keluarga Harapan (PKH), e-warung Mandiri Sejahtera Kelurahan Madypuro melayani 1.030 KK PKH, e-warung Srikandi Kelurahan Bareng melayani 410 KK PKH, serta e-warung Sukun Sejahtera yang melayani 1.142 KK PKH.
Sebelumnya Kota Malang juga telah memiliki e-warung KUBE PKH Kelurahan Tunjungsekar yang diresmikan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa pada bulan Ramadhan lalu. Dengan diluncurkannya empat e-warung baru, Kota Malang memiliki lima e-warung.
Lebih lanjut, Andi mengatakan e-warung ini merupakan pengembangan warung berbasis e-payment atau pembayaran nontunai. Dengan sistem e-payment tersebut, bila yang biasanya kembalian uang diganti permen, sekarang tidak ada. Jadi uang yang beredar lebih sedikit dan semua perputaran uang bisa lebih tercatat.
"Masyarakat tidak tahu bahwa bahan uang itu lebih mahal dari nilainya. Misalkan saja uang Rp2 ribu, nilai pembuatanya lebih dari Rp2 ribu. Kemensos menangkap hal itu, kenapa selama ini PKH hanya jadi penonton, kenapa mereka tak dijadikan subjek dengan tujuan membantu daya beli masyarakat, kemiskinan pun bisa terentaskan," urainya.
E-warung yang diluncurkan Kemensos tersebut merupakan layanan jual beli sembako yang terdiri dari beras, tepung, minyak goreng dan telur. Pembelian atau pengambilannya tidak memakai uang tunai.
E-warung berbasis kartu dan sistemnya hampir sama dengan ATM, namun di dalam e-voucver nantinya terbagi menjadi beberapa rekening, yaitu rekening raskin, rekening PKH yang mendapat bantuan 3 bulan sekali sekitar Rp300 ribuan. E-Voucher raskin hanya dapat ditukarkan seperti sembako dan tidak dapat di uangkan, namun untuk PKH bisa diuangkan.
"E-warung ini tempat menjual sembako murah dan juga sebagai agen bank. Semua berbelanja dengan e-payment, jadi tak ada uang cash sama sekali," ucapnya.
Keuntungan lain dari e-warung tersebut, kata Andi, Bulog tidak perlu menggelar spanduk dan membawa truk kemana- mana untuk menyuplai barang di satu tempat saja. "Suksesnya e-warung ini kuncinya adalah lurah, camat, serta pendamping harus bertanggung jawab. Inilah era perubahan," urainya.
Sementara itu Wakil Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan hari ini masyarakat Kota Malang melangkah untuk meretas kemiskinan dan menjadikan warga kota ini sejahtera yang ditandai dengan peluncuran e-warung dengan jangkauan lebih luas lagi.
Ia mengaku sangat mengapresiasi langkah dari Kemensos RI yang cepat dalam melakukan inovasi untuk mengetaskan kemiskinan. Jika sebelumnya e-warung hanya di kelurahan Tunjungsekar, kali ini sudah merata ke seluruh kecamatan di Kota Malang.
"Mudah-mudahan ke depan keberadaan e-warung ini juga menyentuh setiap kelurahan," ujarnya.
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Tags: