Jakarta (ANTARA News) - Keputusan Presiden Joko Widodo merombak Kabinet Kerja untuk kedua kalinya direspons positif oleh media dan netizen.

"Responsnya positif dan netral. Sejauh ini media masih menunjukkan kepercayaan publik dengan kebijakan ini, selain menunggu kinerja kabinet baru. Sentimen negatif sebesar 18 persen," ujar Direktur Komunikasi Indonesia Indicator (I2) Rustika Herlambang di Jakarta, Kamis.

I2 adalah perusahaan bidang intelijen media, analisis data, dan kajian strategis dengan menggunakan software AI (Artificial Intelligence). Berdasarkan hasil kajian I2, pemberitaan reshuffle kabinet sepanjang Rabu (27/7) mencapai 2.439 oleh 243 media di seluruh Indonesia.

Menurut Rustika, respons media sosial juga tak kalah seru. Berdasarkan kajiannya, sebanyak 45.547 tweet dari 14.459 akun menyambut isu reshuffle kemarin itu.

"Di media sosial Twitter isu ini juga direspons positif, meski dengan respons negatif yang lebih besar, yakni 24 persen. Namun, publik memberikan kepercayaan kepada Presiden Jokowi," katanya.

Baca Juga : Beragam fakta menarik dari perombakan kabinet
Hal itu, kata dia, dibuktikan dengan dominasi emosi Anticipation, disusul Trust, dan Joy. Anticipation di sini diartikan bahwa netizen tengah memantau terhadap perkembangan isu reshuffle, terhadap nama-nama yang muncul, serta respon pasar.

"Netizen terlihat lebih hati-hati dalam menanggapi. Mereka mendukung keputusan ini, sekaligus ekspresi kegembiraan juga muncul. Emosi sedih maupun amarah ditemukan kecil," tuturnya.

Rustika mengungkapkan, dari nama-nama baru yang muncul, Sri Mulyani mendapat sambutan terbesar dengan 21.400 cuit dengan emosi trust terbesar, disusul anticipation, dan joy.

"Makna dari emosi ini adalah kepercayaan netizen terhadap kemampuan Sri Mulyani, diiringi harapan, serta kegembiraan netizen yang diekspresikan melalui munculnya nama Sri Mulyani," kata Rustika.

Dari nama-nama baru yang masuk, hanya terlihat emosi Anger, amarah, kepada Wiranto. Meski, kata Rustika, secara garis besar emosi marah dan kecewa ini lebih sedikit daripada emosi anticipation yang ditujukan kepada Wiranto.


Baca Juga : Tim ekonomi baru diharapkan atasi kemiskinan-ketimpangan

"Hal yang menarik ditemukan pada Anies Baswedan. Apabila di media online, nama Anies tidak banyak mendapat respons dibandingkan Rizal Ramli, Jonan, maupun Sudirman Said, namun emosi sadness (sedih) mendominasi, disusul emosi suprise (terkejut), dan anticipation dan trust," ungkap Rustika.

Dari sebanyak 2.947 cuit, lanjut Rustika, terlihat mereka merasa sedih atas digantinya Anies.

"Keterkejutan terhadap nama Anies banyak dimunculkan lewat Twitter, sementara emosi trust lebih bicara mengenai kemampuan Anies yang dianggap baik, sekaligus mempertanyakan reshuffle tersebut," papar Rustika.