Manila (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, menemui Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, di Manila, Rabu, guna membahas agenda prioritas pemerintahannya beserta kemungkinan dialog dengan China untuk meredakan ketegangan di Laut China Selatan.

Kerry merupakan salah satu pejabat tertinggi Amerika Serikat yang mengunjungi Filipina sejak Duterte terpilih dalam Pemilu pada Mei, pascapertemuan para menteri luar negeri ASEAN, di Laos, pekan ini.

"Kami akan mendengar agenda prioritas pemerintahan (Duterte), dan berusaha mengenalnya lebih dekat," kata seorang pejabat pemerintah AS jelang pertemuan.

"Kami juga akan membahas agenda kerja sama kedua negara berikut bidang yang nantinya jadi sasaran."

Duterte akan menjamu Kerry di Istana Malacanang, Manila, untuk santap siang resmi.

Penyambutan itu dinilai pejabat AS sebagai langkah yang belum pernah dilakukan, dan jamuan di istana presiden baru menandai betapa pentingnya hubungan dan aliansi dengan AS.

Kerry menerangkan, Selasa, ia mendukung dibuka kembali dialog Filipina-China untuk membahas hasil persidangan internasional terkait sengketa di Laut China Selatan, diputuskan awal bulan ini.

China menolak keputusan Mahkamah Permanen Arbitrase pada 12 Juli lalu, di Den Haag. Pasalnya Filipina memenangi perkara atas perairan tersebut.

Peningkatan kerja sama militer kedua negara menjadi salah satu agenda yang dibahas dalam pertemuan tersebut, terangnya.

Filipina merupakan salah satu sekutu tertua Amerika Serikat di Asia. Negara itu sempat mendirikan pangkalan militer tetap di Filipina, tetapi hanya bertahan hingga 1992.

Kesepakatan pendirian itu berakhir setelah anggota dewan memerintahkan pasukan Amerika Serikat keluar dari negara itu pada 1991.

Namun, Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Ash Carter, menjelaskan, tentara dan perlengkapan militer AS akan dikirim dalam rotasi rutin di Filipina mengingat kedua negara telah memulai patroli gabungan di Laut China Selatan.