Polda: kondisi Poso kondusif pascatewasnya Santoso
26 Juli 2016 18:50 WIB
Peti Jenazah Teroris Santoso. Polisi berjaga di dekat dua peti jenazah di depan Ruangan Instalasi Forensik Rumkit Bayangkara, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (19/7/2016). Dari hasil indentifikasi luar dua jenazah dipastikan Santoso dan Muktar yang tewas baku tembak dengan Satgas Tinombala di Pegunungan Tambarana. (ANTARA FOTO/Fiqman Sunandar)
Palu (ANTARA News) - Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah menegaskan bahwa kondisi Kabupaten Poso dalam keadaan aman dan kondusif, pascatewasnya gembong teroris Santoso.
"Saat ini kondisi Poso dalam keadaan kondusif dan operasi Tinombala terus berjalan untuk mengejar 18 orang yang masuk dalam daftar pencarian orang," kata Kabid Humas Polda Sulteng, AKBP Hari Suprapto saat dihubungi dari Palu, Selasa.
Hari menerangkan pascatewasnya Santoso, tidak ada lagi orang-orang yang mengelukan Santoso di Poso saat ini. Apalagi mereka yang mengelukan dengan memasang spanduk "selamat datang syuhada" yang ramai di media sosial beberapa waktu terakhir.
Kemudian terkait adanya kelompok masyarakat yang meminta polisi untuk angkat kaki dari Poso itu tidak ada sama sekali.
"Masyarakat di Poso sangat bersyukur dengan adanya operasi Tinombala, karena memberikan rasa aman bagi mereka dalam melakukan aktifitas sehari-hari," ujarnya.
Hari sendiri menyanggah terkait adanya pemberitaan di sejumlah media massa yang mengatakan bahwa teror sebenarnya datang dari aparat kepolisian di Poso. Selain itu, Hari juga ingin meluruskan bahwa masyarakat Poso tidak pernah menyimpan dendam kepada Polisi.
Untuk perkembangan operasi Tinombala saat ini, Satgas operasi kata Hari berhasil menemukan senjata api (senpi) milik almarhum gembong teroris Santoso, Selasa (26/7) sekitar pukul 11.00 wita.
"Laporan terakhir sekitar pukul 14.00 wita, senjata tersebut sedang dalam pergeseran menuju Sektor 1," ungkapya.
Senpi tersebut sebelumnya dibawa kabur dan disembunyikan oleh Jumiatun alias Umi Delima istri kedua Santoso pascapengerebekan oleh Satgas Tinombala, Senin (18/7).
"Saat ini kondisi Poso dalam keadaan kondusif dan operasi Tinombala terus berjalan untuk mengejar 18 orang yang masuk dalam daftar pencarian orang," kata Kabid Humas Polda Sulteng, AKBP Hari Suprapto saat dihubungi dari Palu, Selasa.
Hari menerangkan pascatewasnya Santoso, tidak ada lagi orang-orang yang mengelukan Santoso di Poso saat ini. Apalagi mereka yang mengelukan dengan memasang spanduk "selamat datang syuhada" yang ramai di media sosial beberapa waktu terakhir.
Kemudian terkait adanya kelompok masyarakat yang meminta polisi untuk angkat kaki dari Poso itu tidak ada sama sekali.
"Masyarakat di Poso sangat bersyukur dengan adanya operasi Tinombala, karena memberikan rasa aman bagi mereka dalam melakukan aktifitas sehari-hari," ujarnya.
Hari sendiri menyanggah terkait adanya pemberitaan di sejumlah media massa yang mengatakan bahwa teror sebenarnya datang dari aparat kepolisian di Poso. Selain itu, Hari juga ingin meluruskan bahwa masyarakat Poso tidak pernah menyimpan dendam kepada Polisi.
Untuk perkembangan operasi Tinombala saat ini, Satgas operasi kata Hari berhasil menemukan senjata api (senpi) milik almarhum gembong teroris Santoso, Selasa (26/7) sekitar pukul 11.00 wita.
"Laporan terakhir sekitar pukul 14.00 wita, senjata tersebut sedang dalam pergeseran menuju Sektor 1," ungkapya.
Senpi tersebut sebelumnya dibawa kabur dan disembunyikan oleh Jumiatun alias Umi Delima istri kedua Santoso pascapengerebekan oleh Satgas Tinombala, Senin (18/7).
Pewarta: Fauzi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016
Tags: