Cilacap (ANTARA News) - Keluarga dan penasihat hukum beberapa terpidana mati kasus narkoba serta perwakilan kedutaan besar dari beberapa negara mendatangi Kejaksaan Negeri Cilacap, Jawa Tengah, Selasa.

Halaman kantor Kejaksaan Negeri Cilacap penuh dengan mobil-mobil berpelat nomor luar daerah dan beberapa mobil berpelat konsulat atau kedutaan besar.

Menurut informasi, penasihat hukum dan perwakilan kedutaan besar atau konsulat memenuhi undangan Kejaksaan Agung untuk menghadiri rapat di Kejaksaan Negeri Cilacap mengenai persiapan eksekusi hukuman mati.

Selain penasihat hukum dan perwakilan kedutaan besar atau konsulat, keluarga beberapa terpidana mati pun tampak mendatangi kejaksaan.

Beberapa kerabat terpidana mati terlihat meninggalkan Dermaga Wijayapura setelah petugas pos penjagaan tempat penyeberangan khusus menuju Pulau Nusakambangan tidak mengizinkan mereka menjenguk narapidana di Nusakambangan.

Seorang perempuan berkewarganegaraan Indonesia yang menggendong seorang anak berkulit hitam termasuk mereka yang ada di Kejaksaan Negeri Cilacap, namun dia berupaya menghindari wartawan saat ditanya mengenai identitas terpidana mati yang akan dikunjungi.

Selain itu ada seorang perempuan berjilbab, yang kedatangannya sempat dihentikan oleh petugas keamananan setempat.

"Mau ketemu keluarga? Keluarga siapa bu," tanya petugas keamanan tersebut.

Setelah memeriksa surat-surat yang dia bawa, petugas keamanan mempersilakan perempuan berjibab itu masuk ke dalam kantor Kejaksaan Negeri Cilacap.

Keluarga terpidana mati dipersilakan memasuki Ruang Pos Pelayanan Hukum Gratis dan Pelayanan Informasi Publik.

Selain keluarga terpidana mati, penasihat hukum, dan perwakilan kedutaan besar, Koordinator Rohaniwan Lapas se-Nusakambangan K.H. Hasan Makarim juga terlihat mendatangi Kejari Cilacap.

Saat ditemui wartawan, Hasan mengaku hanya datang untuk pertemuan biasa. "Biasa saja, ketemuan saja," katanya.

Saat ditemui di Dermaga Wijayapura setelah meninggalkan Kejaksaan Negeri Cilacap, Hasan juga mengaku datang ke Nusakambangan hanya untuk pertemuan biasa.

Ketika ditanya mengenai kemungkinan adanya permintaan untuk mendampingi terpidana mati yang beragama Islam, dia mengatakan bahwa sampai saat ini dia belum menerima permintaan tersebut.

"Belum ada," katanya.