Rupiah Selasa pagi melemah tipis
26 Juli 2016 11:00 WIB
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa pagi, bergerak melemah sebesar 6 poin menjadi Rp13.130 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.124 per dolar AS. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa pagi, bergerak melemah sebesar 6 poin menjadi Rp13.130 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.124 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang akan disimpulkan pada pekan ini masih menjadi latar belakang utama bagi pergerakan pasar keuangan, walaupun kemungkinan kenaikan suku bunga acuan AS masih rendah, spekulasi kenaikan tetap akan meminta volatilitas tinggi di pasar global yang disertai penguatan dolar AS.
"Situasi itu membuat nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS bersamaan dengan kurs di kawasan Asia," katanya.
Ia menambahkan bahwa fokus pasar juga mulai tertuju pada kinerja keuangan emiten kuartal II 2016, sentimen itu dapat menjadi proxy atas ekspektasi angka pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
"Tekanan pelemahan rupiah secara umum masih akan ada di sepanjang pekan ini, tetapi pesimisme terhadap pertumbuhan ekonomi global menyusul sinyal perlambatan akibat Inggris keluar dari Un Eropa bisa menahan penguatan dolar AS lebih tinggi," katanya.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada menambahkan bahwa harga minyak mentah dunia yang berada diluar harapan pasar yakni di bawah level 45 dolar AS per barel membuat rupiah tertahan lajunya.
"Waspadai adanya pelemahan lanjutan terhadap rupiah seiring harga komoditas yang cenderung melemah," katanya.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang akan disimpulkan pada pekan ini masih menjadi latar belakang utama bagi pergerakan pasar keuangan, walaupun kemungkinan kenaikan suku bunga acuan AS masih rendah, spekulasi kenaikan tetap akan meminta volatilitas tinggi di pasar global yang disertai penguatan dolar AS.
"Situasi itu membuat nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS bersamaan dengan kurs di kawasan Asia," katanya.
Ia menambahkan bahwa fokus pasar juga mulai tertuju pada kinerja keuangan emiten kuartal II 2016, sentimen itu dapat menjadi proxy atas ekspektasi angka pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
"Tekanan pelemahan rupiah secara umum masih akan ada di sepanjang pekan ini, tetapi pesimisme terhadap pertumbuhan ekonomi global menyusul sinyal perlambatan akibat Inggris keluar dari Un Eropa bisa menahan penguatan dolar AS lebih tinggi," katanya.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada menambahkan bahwa harga minyak mentah dunia yang berada diluar harapan pasar yakni di bawah level 45 dolar AS per barel membuat rupiah tertahan lajunya.
"Waspadai adanya pelemahan lanjutan terhadap rupiah seiring harga komoditas yang cenderung melemah," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016
Tags: